KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami
panjatkankehadiratTuhan Yang
MahaEsakarenaatasberkatdanbimbingan-Nyasehinggamakalahtentang“ Hemofilia“ dapat
kami tepatpadawaktunya.
Di dalammakalahinimembahastentangpenyakitHemofilia,
Kami
mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang
telahmembantusehinggaterwujudnyamakalahiniterutamakepadadosenmatakuliah yang
telahmembimbing kami dalam proses pembuatanmakalahini. Kami
jugamengucapakanterimakasihkepadaanggotakelompokdankepadasemuapihak yang
telahterlibat, dantelahbekerjadenganbaiksehinggamakalahinidapatdisusundan
diselesaikandenganbaiktepatpadawaktunya.
Kami
berharapmakalahinidapatmemberikanpelajarantentanghemofilia.Kritikdan saran yang
konstruktif kami harapkandarisemuapohak yang telahmembacamakalahini.
Penulis
Makale, 03 Maret 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... ii
BAB I PEMBAHASAN
A.
Latarbelakang.............................................................................................................................. 1
B.Rumusanmasalah............................................................................................................................ 1
C.
Tujuan............................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi.............................................................................................................................................. 2
B. Etiologi................................................................................................................................................. 3
C. Patofisiologi....................................................................................................................................... 4
D.Tandadangejala............................................................................................................................... 4
E. Manifestasiklinis............................................................................................................................. 5
F.
Penatalaksanaan.............................................................................................................................. 5
G. Pemeriksaanpenunjang............................................................................................................... 5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................................ 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan merupakan sesuatu yang amat
penting dalam kehidupan manusia,agar
manusia dapat sehat secara fisik, manusia harus tahu bahwa system
imunlah yang bekerja dalam menangkal semua penyakit yang menyerang tubuh kita.
Di dalam melindungi tubuh kita, system
imun memiliki kelainan-kelainan yang ada baik akibat keturunan ataupun akibat
penyakit.Salah satu kelainan tersebut adalah hemofilia.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang kami akan membahas
masalah penyakit hemophilia guna untuk memperdalam ilmu pengetahuan
mengenai penyakit hemofilia.
C.
Tujuan.
a.
Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi
tahu kepada pembaca khususnya bagi kalangan perawat agar mengetahui apa itu
hemofilia dan apa saja tindakan yang harus dilakukan.
b. Tujuan khusus
Secara khusus dalam menyusun makalah ini adalah penulis
bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah system imun yang telah
diberikan oleh dosen pembimbing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, terdiri dari 2 kata yaitu haima dan
philia.Haima berarti darah sedangkan philia berarti cinta atau kasih sayang.
Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, dari ibu kepada anaknya pada
saat sang anak tersebut dilahirkan. Darah pada seorang penderita penyakit
hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan
darah pada penderita penyakit ini tidak secepat orang normal.
Darah pada seorang penderita
hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan
darah pada penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang
normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
Hemofilia terbagi atas dua
jenis, yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A dikenal juga dengan nama
hemofilia klasik. Jenis inilah yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan
darahnya.Faktor pembeku darah yang dimaksud adalah faktor VII.Hemofilia A
umumnya menyerang pria.Wanita pada umumnya hanya bersifat karier atau pembawa
sifat.Wanita yang menderita penyakit hemofilia dikarenakan ibunya yang karier
dan ayahnya yang juga penderita.Hemofilia B dikenal juga dengan namaChristmas disease yang diambil dari nama penemunya, Steven Chirstmas asal Kanada. Jenis ini kekurangan faktor IX protein darah sehingga menyebabkan masalah pada pembekuan darah. Baik hemofili A ataupun B keduanya adalah penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang-kurangnya 1 di antara 10.000 orang.Sedangkan hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.
B.
Etiologi
Pada penderita penyakit
hemofilia, terdapat gangguan di sistem pembekuan darahnya.Mereka kekurangan
faktor-faktor pembeku darah. Akibatnya, luka yang seharusnya mengering akan
terus-menerus mengeluarkan darah. Atau pada kasus ringan luka tetap bisa
mengering namun membutuhkan waktu yang lama.Kekurangan faktor-faktor pembeku
darah ini lah yang menjadi penyebab hemofilia.Hemofilia A dan B dapat digolongkan dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang, dan berat.
Penderita
hemofilia ringan lebih jarang mengalami pendarahan. Mereka mengalaminya hanya
dalam situasi tertentu seperti operasi, cabut gigi, atau ketika mengalami luka
yang serius. Wanita hemofila ringan mungkin akan mengalami pendarahan lebih
pada saat menstruasi.
Penderita
penyakit hemofilia sedang lebih sering terjadi pendarahan dibandingkan
hemofilia ringan, namun tidak separah hemofilia berat. Pendarahan kadang
terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olahraga yang
berlebihan.
Sedangkan
penderita hemofilia berat adalah yang paling parah. Mereka hanya memiliki kadar
faktor VII atau IX kurang dari 1% dari jumlah normal di dalam darahnya.
Penderita hemofilia berat dapat mengalami pendarahan beberapa kali dalam
sebulan. Terkadang pendarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Sebanyak
70% hemofilia disebabkan karena faktor genetik.Bahkan sejak masih janin dalam
kandungan seorang anak sudah dapat diprediksi mengalami penyakit hemofilia atau
tidak.Caranya adalah dengan melakukan screening
test.
Hemophilia disebabkan oleh factor gen
atau keturunan. hemofilia A dan B,kedua gen tersebut terletak pada kromosom
X,sehingga termasuk penyakit resesif terkait –X.oleh karna itu semua anak
perempuan dari laki-laki yang menderita hemophilia adalah karier penyakit
, dan anak laki-laki tidak terkena.anak laki-laki dari perempuan yang kerier
memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemophilia .dapat terjadi
pada wanita homozigot dengan hemophilia( ayah hemophilia,ibu karier) tetapi
keadaan ini sangat jarang terjadi .kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat
keluarga dan mungkin akibat mutasi spontan ( hoffbrand,pettit,1993)
C.
Patofisiologi
Patofisiologinya masih belum jelas
tetapi di yakini berkaitan dengan kelainan kualitativ intrinsic fungsi trombosit
,serta akibat peningkatan masa trombosit. Waktu pendarahan biasanya memanjang.
D. Tanda dan Gejala Hemofilia
ª
Salah
satu tanda yang paling sering muncul dari hemofilia adalah lebam di kulit.
Lebam adalah warna kulit yang kebiruan yang menandakan bahwa ada pendarahan di
bawah kulit. Misalnya tejadi di otot atau sendi. Pada orang normal juga
terkadang mengalami kebiruan di beberapa bagian tubuh seperti itu,
tetapi akan menghilang dalam beberapa hari. Namun jika lebam meliputi area
tubuh yang luas, atau disertai bengkak kemerahan di sekitarnya, maka segera
periksa ke dokter. Bisa jadi itu adalah gejala hemofilia.
ª
Pada
pria yang mengalami hemofilia, seringkali tandanya didapat saat ia disunat.
Pendarahan yang terjadi akibat penyunatan akan lama sekali berhenti. Jika hal
itu terjadi, maka orangtua harus waspada terhadap kemungkinan hemofilia.
ª
Hemarthrosis
(perdarahan hebat dalam sendi) . Lutut
dan pergelangan kaki merupakan organ yang paling sering terkena. Perdarahan
menyebabkan penggelembungan pada ruang sendi, nyeri yang dan terus menerus. Seiring waktu, kerusakan
sendi terjadi, dan operasi penggantian sendi dapat menjadi diperlukan untuk
mengatasinya.
ª
Pendarahan dari mulut atau mimisan
mungkin terjadi. Perdarahan setelah prosedur dental adalah umum, dan
mengeluarkan darah dari gusi dapat terjadi pada anak-anak ketika gigi baru
tumbuh.
ª
erdarahan dalam saluran pencernaan
dapat menimbulkan darah dalam tinja.
ª
Perdarahan dalam saluran kemih dapat
mengakibatkan darah dalam urin (hematuria).
ª
Perdarahan intrakranial (perdarahan ke
dalam otak atau tengkorak) dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan /
atau kelesuan.
ª
Peningkatan perdarahan setelah operasi
atau trauma adalah karakteristik dari hemophilia.
E.
manifestasi klinis
Manifestasi klinis meliputi
perdarahan jaringan lunak, otot, sendi, terutama sendi-sendi yang
menopang berat badan, disebut hemartrosis (perubahan sendi).Perdarahan berulang
ke dalam sendi menyebabkan degenerasi kartilago artikularis disertai
gejala-gejala artritis.Perdarahan retroperitoneal dan intrakarnial merupakan
keadaan yang mengancam jiwa.Derajat perdarahan berkaitan dengan banyaknya
aktivitas faktor dan beratnya cidera.Perdarahan dapat terjadi segera atau
berjam-jam setelah cedera.Perdarahan karena pembedahan sering terjadi pada
semua pasien hemofilia, dan segala prosedur pembedahan yang diantisipasi
memerlukan penggantian faktor secara agresif sewaktu praoperasi dan
pascaoperasi sebanyak lebih ari 50% tingkat aktivitas
F. Penatalaksanaan
Dimasa
lalu, satu-satunya penegannan untuk hemophilia adalah plasma segar beku, yang
harus diberikan dalam jumlah besar sehingga pasien akan mengalami kelebihan
cairan .sekarang sudah tersedia konsentrat factor VIII dan IX di semua bank
darah .konsentrat diberikan apabila pasiien mengalami pendarahan aktiv atau
sebagai upaya pencegahan sebelum pencabutan gigi atau pembedahan . pasien dan
keluarganya harus diajar cara memberikan konsentrat di rumah, setiap kali ada
tanda pendarahan.beberapa pasien membentuk anti bodi terhadap konsentrat ,
sehingga kadar factor tersebut tidak dapat di naikkan. Penangannan masalah ini
sangat sulit dan kadang tidak berhasil.asam aminokaproat adalah penghambat
ennzim pibriolitik. Obat ini dapat memperlambat kelarutan pembekuan darah yang
sedang terbentuk dan dapat digunakan setellah pembedahan mulut pasien dengan
hemophilia.dalam rangka asuhan umum pasien hemophilia tidak boleh diberi
suntikan aspirin.upaya kebersihan mulut sangat penting dalam upaya pencegahan,
karena pencabutan gigi akan membahayakan.bidai dan alat ortopedi lainnya sangat
berguna bagi pasien yang mengalami pendarahan otot atau sendi.
G.
Pemeriksaan penunjang
Lakukan pemeriksaan yang
berkala secara rutin dan teratur.karna sebagian besar pasien sekarang dipantau
di pusat-pusat pengobatan hemophilia yang ditujukan pada kebutuhan global para
pasien , dan pasien-pasien tersebut memperoleh perawatan kesehatan
komprehensif.kemajuan dalam perawatan preventif,terapi fisik dan mengajari
kebiasaan kesehatan yang baik serta pemberian sendiri konsentrat factor-faktor
yang dilakukan dirumah sanga memajukan kualitas hidup pada populasi
pasien-pasien ini.
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Biodata Klien
Biasanya lebih banyak terjadi pada pria
karena mereka hanya memiliki 1 kromosom X. Sedangkan wanita, umumnya menjadi
pembawa sifat saja (carrier)
2.
Riwayat Penyakit Sekarang
Sering terjadi nyeri pada luka,
pembengkakan, perdarahan pada jaringan lunak, penurunan mobilitas,
perdarahan mukosa oral, ekimosis subkutan diatas tonjolan-tonjolan tulang
3.
Riwayat Penyakit Dahulu
Focus primer yang sering terjadi pada
hemophilia adalah sering terjadi infeksi pada daerah luka, dan mungkin
terjadi hipotensi akibat perdarahan yang terus menerus dan apabila sering
terjadi perdarahan yang terus-menerus pada daerah sendi akan mengakibatkan
kerusakan sendi, dan sendi yang paling rusak adalah sendi engsel, seperti
patella, pergelangan kaki, siku. Pada sendi engsel mempunyai sedikit
perlindungan terhadap tekanan, akibatnya sering terjadi perdarahan.
Sedangkan pada sendi peluru seperti
panggul dan bahu, jarang terjadi perdarahan karena pada sendi peluru mempunyai
perlindungan yang baik.Apabila terjadi perdarahan, jarang menimbulkan kerusakan
sendi.
4.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah riwayat penyakit hemophilia atau
penyakit herediter seperti kekurangan factor VIII protein dan factor pembekuan
IX yang:
a.
Kurang dari 1% tergolong
berat
b.
Kurang dari 1%-5% tergolong
sedang
c.
Kurang dari 5%-10% tergolong
ringan
Keluarga yang tinggal serumah, ataupun
penyakit herediter lainnya yang ada kaitannya dengan penyakit yang diderita
klien saat ini.
5.
Riwayat Psikososial
Adanya masalah nyeri, perdarahan dan
resiko infeksi yang dapat menimbulkan anxietas dan ketegangan pada klien
6.
Pola Aktifitas
Klien sering mengalami nyeri dan
perdarahan yang memungkinkan dapat mengganggu pola aktifitas klien. Pola
istirahat akan terganggu dengan adanya nyeri anak sering menangis.
7.
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan Umum
Keadaan umum lemeh bahkan kadang sampai
terjadi penurunan kesadaran GCS<15, sebagai tanda-tanda adanya hipotensi dan
nyeri
b.
Pemeriksaan Sistem Neurologi
1) Pada fungsi motorik, pada tempat
terjadinya luka biasanya terjadi hematoma setelah terjadi infeksi
2) Pada fungsi sensoris, terjadi penurunan
kesadaran akibat hipotensi dan nyeri yang hebat
8.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa
kadar factor VIII dan factor IX pada darah
B. Analisis
1.
Adanya keluhan nyeri
jaringan pada luka akibat terjadinya hematoma yang memungkinkan terjadinya
infeksi
2.
Adanya perubahan tingkat
kesadaran, perdarahan yang tidak kunjung berhenti dan adanya nyeri pada luka
yang dapat merangsang system saraf pada otak
3.
Perubahan pada tonus otot
dan fungsi motorik akibat adanya luka dan hipotensi dapat menimbulkan suatu
kelemahan pada fisik terutama pada tonus otot yang terluka
C. Diagnosa
keperawatan
1.
Gangguan rasa nyaman nyeri
b.d perdarahan dalam jaringan sendi
2.
Hipotensi b.d adanya
perdarahan
3.
Gangguan cairan dan
elektrolit b.d perdarahan
4.
Gangguan mobilisasi fisik
b.d hipotensi
5.
Gangguan anxietas b.d kurang
pengetahuan
6.
Gangguan perfusi jaringan
b.d dehidrasi
D. Intervensi
Keperawatan
1.
Dx 1: Gangguan rasa nyaman
nyeri b.d perdarahan dalam jaringan sendi
Tujuan : Klien tidak menderita nyeri atau
menurunkan intensitas atau skala nyeri yang dapat diterima anak.
a.
Kaji skala nyeri.
b.
Evaluasi perubahan perilaku
dan psikologi anak.
c.
Rencanakan dan awasi
penggunaan analgetik.
d.
Jika injeksi akan dilakukan,
hindari pernyataan “saya akan memberi kamu injeksi untuk nyeri”.
e.
Hindari pernyataan seperti
“obat ini cukup untuk orang nyeri”.
f.
Sekarang kamu tidak
membutuhkan lebih banyak obat nyeri lagi”.
g.
Hindari penggunaan placebo
saat pengkajian/ penatalaksanaan nyeri.
2.
Dx 2: Hipotensi b.d adanya
perdarahan
Tujuan : Sedikit atau tidak terjadi
perdarahan
a.
Sediakan dan atur konsentrat
faktor VIII + DDAVP sesuai kebutuhan.
b.
Berikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga untuk pengurusan penggantian faktor darah di rumah.
c.
Lakukan tindakan suportif
untuk menghentikan perdarahan
1)
Beri tindakan pada area
perdarahan 10 – 15 menit.
2)
Mobilisasi dan elevasi area
hingga diatas ketinggian jantung.
3)
Gunakan kompres dingin untuk
vasokonstriksi.
3.
Dx 3: Gangguan mobilisasi
fisik b.d hipotensi
Tujuan : Menurunkan resiko kerusakan
mobilitas fisik.
Batasan karakteristik: Klien mengatakan
badannya lemas, sesak nafas, respirasi rate meningkat saat aktivitas, kapile
refile lebih 3 - 5 detik, kekuatan otot menurun.
b). Kriteria hasil
Klien tidak lemah, kekuatan otot meningkat, klien dapat melakukan aktivitas
ringan dengan bantuan, TTV saat aktivitas dan istirahat tidak berubah.
c). Rencana tindakan
1). Jelaskan pada klien dan keluarga
pentingnya aktivitas seminimal mungkin.
Rasional : dengan penjelasan adekuat akan terjadi transfer pendidikan,
cenderung klien mengalami stres yang lebih kecil, dan akan lebih kooperatif
dalam proses perawatan.
2). Bantu keperluan klien selama belum mampu
Rasional : bantuan yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi resiko cedera dan memelihara fleksibilitas
tulang dan otot.
3}. Siapkan klien dengan
ide untuk penghematan energi : duduk saat melakukan aktivitas, misal : mandi,
makan dan sebagainya dan istirahat setelah aktivitas
Rasional : pemakaian energi berlebih dicegah dengan pengaturan aktivitas dan
memberikan jarak waktu yang cukup untuk pulih diantara waktu istirahat.
4). Secara bertahap
tingkatkan aktivitas harian klien peningkatan toleransi.
Rasional : peningkatan secara bertahap aktivitas memerlukan kekuatan otot dan
sendi.
5). Pertahankan terapi oksigen tambahan
sesuai kebutuhan.
Rasional : oksigen tambahan meningkatkan kadar oksigen yang bersirkulasi dan
memperbaiki toleransi aktivitas.
6). Berikan dukungan emosional dan
semangat
Rasional : rasa takut dalam kesulitan bernafas dapat menghambat peningkatan
aktivitas.
7). Setelah aktivitas kaji tensi, nadi,
respirasi rate dan suhu tubuh
Rasional : intoleransi terhadap aktivitas dapat dikaji dengan mengevaluasi
jantung, sirkulasi dan status pernafasan.
4.
Dx 4: Gangguan cairan dan
elektrolit
Tujuan: Kebutuhan cairan dan elektrolit
terpenuhi
a.
Kaji input atau pemasukan
cairan pada klien
b.
Kaji output cairan pada
klien
c.
Pasang infuse dan kaji dalam
1x24 jam
d.
Kaji kebutuhan klien untuk
memenejemen asupan cairan
e.
Anjurkan klien untuk banyak
minum
f.
Evaluasi setiap perubahan
kebutuhan cairan pada klien
5.
Gangguan anxietas b.d
kurangnya pengetahuan
Tujuan: mengurangi/menghilangkan rasa anxietas
a.
Beri Health Education (HE)
kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita dan efeknya
b.
Beri support kepada keluarga
dan klien
c.
Kaji kembali pengetahuan
setelah diberi HE
d.
Demonstrasi cara alternative
mengurangi gejala dari hemophilia
6.
Gangguan perfusi jaringan
b.d dehidrasi
Tujuan: Mengurangi/menghilangkan perfusi
jaringan
a. Beri penjelasan klien dan keluarga
penyebab rasa dingin pada daerah perifer.
b. Observasi ada tidaknya kualitas nadi
perifer dan bandingkan dengan nadi normal
c. Observasi pengisian kapiler, warna kulit
dan kehangatan akral
d. Observasi tanda-tanda vital
e. Kendorkan pakaian dan lepaskan perhiasan
yang ada pada tungkai dan lengan yang mendapat suplai darah.
Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian cairan parenteral infus
Diagnose Keperawatan
Berdasarkan pada data
pengkajian, diagnose keperawatan utama mencakup yang berikut :
Nyeri berhubungan dengan perdarahan sendi
dan kekakuan yang ditimbulkkannya
Gangguan pemeliharan kesehatan
berhubungan dengan kebutuhan praktek kesehatan pencegahan berkelanjutan
Koping tidak efektif berhubungan dengan
kondisi kronis dan pengaruhnya terhadap gaya hidup.
E.Evaluasi
Hasil yang di harapkan
1. Nyeri berkurang
a.
Melaporkan berkurangnya
nyeri setelah menelan analgetik
b.
Memperlihatkan peninggkatan
kemampuan bertoleh ransi dengan gerakkan sendi
c.
Mempergunakan alat bantu {
bila perlu} untuk mengurangi nyeri
2. Melkukan upaya pencengahan perdarahan
a.
Menghindari trauma fisik
b.
Merubah lingkungan rumah
untuk meninngkatkan pengamanan
c.
Mematuhi perjanjian dengan
professional layanan kesehatan
d.
Mematuhi janji menjalani
pemeriksaan laboratorium
e.
Menghidari olaraga kontak
f.
Menghindari aspirin atau
obat yang mengandung aspirin
g.
Memakai gelang penanda
3. Mampu menghadapi kondisi kronis dan
perubahan gaya hidup
a.
Mengidentifikasi aspek
positif kehidupan
b.
Melibatkan anggota keluarga
dalam membuat keputusan mengenai masa depan dan perubahan gaya hidup yang harus
dilakukan
c.
Berusaha mandiri
d.
Menyusun rencana khusus
untuk kelanjutan asuhan kesehatan
4. Tidak mengalami komplikasi
a.
Tanda vital dan tekanan
hemodinamika tetap normal
b.
Hasil pemeriksaan
laboraturium tetap dalam batas normal.
c.
Tidak engalami perdarahan
aktif.
BAB
IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari asuhan keperawatan yang kami buat
maka dapat kami simpulkan :
Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling
sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten.
Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX),
dikelompokkan sebagai hemofolia A dan hemophilia B.
(Hoffbrand, Pettit, 1993).
Dua jenis utama hemofilia
yang secara klinis identik adalah :
1.Hemofilia klasik atau hemofilia A, yang
ditemukan adanya defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor antihemofilia
VIII.
2.Penyakit Christmas, atau hemofilia B,
yang ditemukan adanya defisiensi atau tidaknya aktivitas faktor IX. Hemofilia
diklasifikasikan sebagai :
·
Berat,
dengan kadar aktivitas faktor kurang dari 1 %.
·
Sedang,
dengan kadar aktivitas diantara 1% dan 5 %.
·
Ringan,
jika 5% atau lebih.
Perdarahan spontan dapat
terjadi jika kadar aktivitas faktor kurang dari 1%. Akan tetapi, pada kadar 5%
atau lebih, perdarahan umumnya terjadi berkaitan dengan trauma atau prosedur
pembedahan.
Pasien dengan hemofilia
harus dikaji dengan teliti akan adanyaperdarahan internal (abdominal, dada,
atau nyeri pinggang, darah dalam urin, usus, atau muntahan), hematom otot, dan
perdarahan dalam rongga sendi. Tanda vital dan hasil pengukuran tekanan
hemodinamika harus dipantau untuk melihat adanya tanda hipovolemia.Semua
ekstremitas dan tubuh diperiksa dengan teliti kalau ada tanda hematom. Semua
sendi dikaji akan adanya pembengkakan, keterbatasan gerak dan nyeri. Pengukuran
kebebasan gerak sendi dilakukan dengan perlahan dan teliti untuk menghindari
kerusakan lebih lanjut.Apabila terjadi nyeri harus segera dihentikan. Pasien
ditanya mengenai adanya keterbatasan aktivitas dan gerakan yang dialami
sebelumnya dan setiap alat bantu yang dipakai seperti bidai, tongkat, atau
kruk.
B.Saran
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang tidak dapat di cegah maka untuk
penderita hemophilia kami sarankaan agar tetap sabar dan berusaha untuk
pengobatan rutin.Dan berusahasa agar menjaga kesehatan dan mencegah dampak dari
hemophilia.
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan medical bedah untuk
akademi keperawatan ( MA 320 ), sapto harwono& fitri H susanto
Buku ajar keperawatan Medikal bedah
brunner & suddarth edisi 8,vol. 1,Suzanne C. smeltzer
Rencana asuhan keperawatan medical
bedahvol.1 s.d. vol.II.babara engram
Pedoman penggunaan buku ajar
keperawatan medical bedah brunner & suddart edisi 8,boyer
Buku saku prosedur keperawatan medical
bedah,elly nurochmah & ratna s.sudarsono