KATA PENGANTAR
Limpahan puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,atas segala Rahmad dan Karunia-nya, sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “AGNE
VULGARIS”.
Kami selaku penulis menyadari penulisan
makalah ini banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan yang disebabkan
oleh keterbatasan waktu dan kemampuan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan dari semua pihak yang
sifatnya senantiasa membangun dan melengkapi kesempurnaan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini, tidak
terlepas dari bantuan dan partisipasi dari semua pihak oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati kami selaku penulis makalah menyampaikan ucapan terimah
kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya Semoga segala kebaikan dan
bantuan yang telah diberikan kepada kami selaku penulis bernilai ibadah dan mendapat imbalan serta
limpahan rahmad dan karuniah Tuhan Yang Maha Esa,Amin.
Akhir kata kiranya tersusunnya makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca terutamah dalam menambah
wawasan dan pengetahuan serta perkembangan ilmu keperawatan di masa mendatang.
Makale,20 Mei
2016
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR
............................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................. iii
ISI
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan
Penulisan ...................................................................... 1
II.
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Agne Vulgaris ........................................................... 2
B. Etiologi .................................................................................... 2
C. Klasifikasi ............................................................................... 4
D. Patofisiologi ............................................................................ 6
E. Manifestasi
Klinis .................................................................... 6
F. Pencegahan ............................................................................. 6
G. Komplikasi .............................................................................. 7
H. Pemeriksaan
Diagnostik .......................................................... 7
I. Penatalaksanaan ...................................................................... 8
J. Asuhan
Keperawatan .............................................................. 10
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA ...............................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kulit merupakan bagian terluar yang melindungi bagian tubuh yang didalam. Perawatan
diri terutama kulit sangat
diperlukan agar kulit tetap utuh,
jika perawatan kulit tidak teratur
dapat menyebabkan berbagai
kelainan kulit diantaranya akne
vulgaris. Akne vulgaris merupakan
peradangan menahun folikel
polisebasea yang umumnya terjad
pada remaja dan dapat sembuh
sendiri. Umumnya insiden terjadi
pada usia 14 – 17 tahun pada
wanita dan 16 – 19 tahun pada
pria. Penyebab dari akne vulgaris
ini ada bermacam- macam
diantaranya stress, ras , hormonal
cuaca dan lain - lain.Sebagai seorang perawat
profesional peran perawat yang
paling inti dalam memberikan
asuhan keperawatan adalah
sebagai pengajar kesehatan dakonseling, dimana
harus
memberikan pendidikan kesehatan
dan support emosional serta
conseling pada pasien dengan akne
vulgaris. Asuhan keperawatan yan
diberikan pada pasien dengan akne
vulgaris meliuti pengkajian,
diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi serta
memberikan pendidikan
kesehatan.
B. Tujuan
Penulisan
Makalah
ini dimasukkan sebagai
pedoman, agar mahasiswa mengetahui tentang Akne Vulgaris serta mampu melakukan
pengkajian dan merumuskan
diagnosa keperawatan pada klien
dengan gangguan Akne Vulgaris.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Agne Vulgaris
Acne
vulgaris adalah penyakit kulit terjadi akibat inflamasi kronik folikel
polisebasea yang ditandai adanya komedo,papula,pustula,dan kista pada
peridileksi (muka ,bahu,bagian atas extremenitas superior,dada, dan punggung).
Acne
Vulgaris adalah suatu penyakit radang menahun dari unit pilosebasea disertai
penimbunan keratin dan penyumbatan kelenjar sebasea. Penyakit ini ditandai
dengan adanya komedo, papel, pustul, noduls dan kista di tempat-tempat
predileksi tertentu seperti muka, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan
bagian atas.
B. Etiologi
Akne
vulgaris disebabkan oleh penyumbatan sebum pada kelenjar polisebasea kulit
.Terbentuknya sebum meliputi faktor-faktor:
1. Faktor
ekternal
a.
Kosmetika
Bahan yang sering
menyebabkan akne terdapat pada berbagai krem muka seperti bedak , pelembab,
krem penahan sinar matahari dan krem malam yang mengandung bahan-bahan seperti
lanolin, petrrolatum, minyak tumbuh-tumbuhan, dan bahan-bahan kimia murni.
b.
Makanan
Diet tinggi lemak dan
karbohidrat akan menyebabkan terjadinya akne
c.
Bakteri
Mikroba yang terlibat
pada terbentuknya akne adalah corynebactrium acne, staphilococcus epidermis dan
pityrosporum ovale. Dari ke tiga mikroba ini yang terpenting yakni C. acne,
yang bekerja secara tidak langsung.
d.
Bahan kimia
Beberapa macam bahan
kimia dapat menyebabkan erupsi yang mirip dengan akne seperti yulida,
kortikosteroid, I.N.H, obat anti konfulsan, tetrasiklin, dan Vit. B12
e.
Iklim
Musim dingin dapat
mempengaruhi kambuhnya akne sedangkan pada daerahtropis akne timbul bila
suhunya panas dan rendah.
2. Faktor
internal
a. Hormon
Ø Androgen
Hormon
ini memegang peranan yang penting karna kelenjar palit sangatt sensitif
terhadap hormon ini. Hormon anrogen berasal dari testis dan adrenal yang
menyebabkan kelenjar palit bertamba besar dan produksi sebum meningkat.
Ø Estrogen
Pada
keadaan fisiologi, estrogen tidak
terpengaruh pada produksi sebum. Estogen dapat menurunkan kadar gonadotropin
yang berasal dari kelenjar hipofosis yang mempunyai efek menurunkan produksi
sebum
Ø Progesteron
Dalam
jumlah fisiologi, tidak mempunyai efek terhadap aktifitas kelenjar lemak.
produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi kadang-kadang
progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual
Ø Psikis
Pada
beberapa penderita stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne.
Mekanisme yang pasti mengenai hal ini belum diketahui. Kecemasan menyebabkan
penderita memanifulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada
dinding folikel dan timbul lesi beradang yang baru. Teori lain mengatakan bahwa
eksaserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon androgen dari
kelenjar adrenal dan sebum, bahkan asam lemak dalam sebum pun meningkat.
Ø Usia
Kebanyakan
kasus ini banyak terdapat pada usia
v wanita
14-17 tahun
v laki-laki
16-19 tahun
Ø Famili
Melalui
gen pada orang tua(ayah, ibu atau keduanya) memiliki riwayat akne vulgaris
kemungkinan dapat diturunkan kepda anaknya
C. Klasifikasi
Agne Vulgaris
Akne
vulgaris diklasifikasikan berdasarkan verietasnya:
1. Ance
Tropikalis
Acne vulgaris yang
hebat didaerah beriklim panas dan lembab , ditandai adanya nodul , kista
,dan pustul yang besar dan nyeri yang
menyebabkan pembentukkan abses konglobata dan juga jaringan parut dan cenderung
terbatas pada punggung, tengkuk , bokong , paha dan lengan atas.
2. Acne
Fulminan
Bentuk langka acne yang
sanyat parah yang menyerang remaja pria ditandai dengan tumbuhnya nodul dan
plak yang sangat meradang dan mengalami degenerasi supuratif yang meninggalkan
ulserasi, demam, penurunan berat badan , anemia , leukositosis, peningkatan
laju endap darah dan poliartitis.
3. Pioderma
Fasiale
Pioderma merupakan
penyakit kulit yang disebabkan staphylococus dan streptococcus atau keduanya.
4. Acne
Mekanika
Penumpukan lesi acne
yang ada oleh faktor-faktor mekanis yang merusak bentuk kulit , termasuk
penggesekan, pengosokan , peregangan , tekanan, penjabutan , dan penarikan ,
yang dapat dicetuskan oleh faktor-faktor seperti tali pengikat didagu, label
pakaian, peralatan ortopedi, ransel,dan kursi serta tempat duduk di bis atau
mobil.
Akne
vulgaris diklasifikasikan sebagai komedonal (yaitu komedo hitam dan putih)
papulopustular (papula dan pustula) atau kistik
1.
Akne stadium I memiliki kurang dari 10
komedo, papula, atau pustula pada satu
sisi wajah.
2.
Akne
stadium II memiliki 10 – 20 komedo, papula atau pustula
3.
Akne stadium III memiliki 25 – 50
4. Akne stadium IV memiliki lebih dari 50
Akne vulgaris dikasifikasikan menurut berat ringannya
berdasarkan overall grading menurut pillsbury dan kawan-kawan yag dibagi atas
empat tingkat
1. Tk I Komedo sedikit/banyak dengan/tanpa beberapa papula
2.
Tk II Komedo,papel, pustula
3.
Tk
III Komedo, papel, pustula, dan nodul
4.
TK IV Komedo, papel, pustula, nodulus,
kista dan parut yang luas.
Varian Acne antara lain :
1. Akne ekskoriata
Terjadi pada individu yang
memanipulasi jerawat itu secara obsesif. Dapat menimbulkag bn
jaringan parut yang banyak sekali
2. Akne konglobata
Bentuk acne kistik yang paling berat dengan kista
profunda, komedo multifel dan jaringan parut yang nyata. Keadaan ini dapat
disertai malaise, dan demam, mungkin perlu dir awat dirumah sakit.
3. Akne keloidalis
Jaringan parut dengan keloid dengan multipel
ditempat-tempat dimana terdapat lesi akne.
D. Patofisiologi
Selama usia kanak –kanak, kelenjar sebasea berukuran kecil
dan pada hakekatnya tidak
berfungsi, kelenjar ini berada
dibawah kendali endokrin,
khususnya hormon – hormone androgen. Dalam usia pubertas,
hormon androgen menstimulasi
kelenjar sebasea dan menyebabkan
kelenjar tersebut membesar serta
mensekresikan suatu minyak alami,
yaitu sebum yang merembas naik
hingga puncak folikel rambut dan
mengalir keluar pada permukaan
kulit.
Pada remaja yang berjerawat, stimulasi androgen akan meningkatkan daya responsive
kelenjar sebasea sehingga akne
terjadi ketika duktus pilosebaseus
tersumbat oleh tumpukan sebum.
Bahan bertumpuk ini akan
membentuk komedo.
E. Manifestasi
Klinis
1.
Inflamasi
:Terdapat lesi-lesi khas (komedo) ,papul,pustul,nodul,dan kista pada muka
,bahu, dada atas, punggung atas, leher,lengan atas,dan gluteal.
2.
Pasca Inflamasi : eritema
,hiperpigmentasi, keloid seperti pada pada muka ,punggung dan dada
F. Pencegahan
Akne dapat dikendalikan dengan terapi bijaksana yang
diteruskan sampai proses penyakit
menghilang spontan, Ditujukan
untuk mencegah pembentukan
mikrokomedo, melalui pengurangan
hyperkeratosis folikel dan produksi
sebum. Pengendalian awal
memerlukan waktu paling sedikit
4-8 minggu juga penting untuk
memperhatikan pengaruh
emosional berat pada akne. Adapun
pencegahan yang dapat dilakukan
yaitu :
1) Cuci selalu wajah pagi dan malam
dengan pembersih mengandung
salicylic-acid untuk mengelupas
sel kulit mati. Atau scrub kulit
wajah minimal seminggu sekali.Bawalah selalu
kertas penyerap minyak untuk menyerap
kelebihan minyak di wajah.Gunakan juga masker
untuk
kulit berminyak seminggu
sekali.
2) Untuk
membunuh bakteri penyebab jerawat, gunakan sabun muka yg mengandung
benzoyl-peroxida, atau sabun
sulfur. Dan gunakan masker
anti bakteri/jerawat seminggu
sekali. Kalau obat-obat jerawat
yg dijual bebas tidak mempan,
mintalah ke dokter kulit obat
jerawat yg mengandung
vitamin A derivatif seperti
Retin-A.
3) Diet rendah lemak.
4) Cukup istirahat.
5) Penggunaan kosmetik
secukupnya.
6) Hindari polusi debu.
7) Hindari pemencetan.
G. Komplikasi
1. Erupsi
acneoformis
2. Acne venenata dan acne akibat rangsangan fisis
3. Rosasea
H. Pemeriksaan
Diagnostik
1. Pemeriksaan
ekskohlease sebum yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo
ekstraktor(sendok unna).sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat
seperti lilin / massa seperti nasi lunak yang ujungnya kadang hitam.
2. Pemeriksaan
histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel
radang kronis disekitar folikel polisebasea dengan massa sebum didalam folikel.
Pada kista radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa
cair sebum yang bercampur dengan darah,jaringan mati,dan keratin yang lepas.
3. Pemeriksaan
mikrobiologis terhadap jasad renik yang
mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit.
4. Pemeriksaan
susunan dan kadar lipid permukaan kulit( skin surface lipid) kadar asam lemak
bebas( free fatty acid) meningkat.
I. Penatalaksanaan
1. Nasehat
umum
a. Penerangan(penjelasan)
b. Perawatan
: perawatan kulit muka,perawatan kulit kepala dan rambut, kosmetika ,diet, emosi
dan faktor psikosomatik
2. Obat-obatan
a. Pengobat
topical
Ø Tretinoin(vit
A asam)
Dosis : 1x sehari pada
malam hari, bila terjadi eritema dan deskuamasi setelah 5 hari, obat dapat
dipakai 2x sehari.Rute pemberian
: tergantung kulit dan umur penderita.
Ø Benzoil
peroksida
Dosis : dimulai dengan
dosis rendah dahulu, kemudian lambat laun diganti dengan dosis tinggi.Rute
pemberian : Pada bagian Pustula
Ø Antibiotika
topikal
Dosis
: antibiotik yang sering dipakai al:klindamisin :1 %, eritromisin : 2%,tetrasiklin :1/2-5%.Rute : pada kulit
Ø Asam
aseleik
Ø Asam-asam alfa hidroksi( AAAH)
Ø Iritan
fisik
b. Pengobatan
Oral
1) Antibiotik
Oral
Antibiotik oral digunakan dalam
jangka waktu lama tetapi toksisitasnya harus rendah. Anti biotik ini tak perna
dipakai sendiri tetapi bersama-sama sengan obat yang dapat mengadakan
pengelaupasan kulit antara lain
Ø Tetrasiklin\
Dosis : 1 gram /hari, diberikan ½ jam
sebelum makan
Ø Eritromisin
Dosis : 1 gram / hari
2)
Diamino
difenil sulfon (DDS)
3)
Hormon
a.
Kortikosteroid
Dipakai
larutan dengan konsentrasi 2,5 mg/ml dan penyuntikan dapat diulangi tiap 1-2
minggu
b.
Pil
anti hamil
Diperlukan
dosis ekterogen relatif besar sehingga dapat menimbulkan efek femininasi pada
laki-laki dan gangguan menstruasai pada wanita. Hormon ini lebih baik diberikan
dalam bentuk pil anti hamil yang mengandung eksterogen dan progesteron,
terutama untuk akne pre-menstrual
c.
Anti-anrogen
testostero
Siproteron asetat bersama-sama esterogen hanya
digunakan pada wanita dengan akne dan sebore yang hebat, akne popuplo pustular
yang resisten dan akne koglobata yang refrakter.
Hormon ini dapat mencega kelenjar palit mengadakan reaksi
terhadap.
4)
Vitamin
A
Bila diberikan per oral bersama-sama
dengan antibiotika oral dan tropikal, Vitamin A asam sangan efektif untuk akne
bentuk nodul dan kistik yang hebat. Diduga vitamin ini mempengaruhi produksi
atau metabolisme androgen. Dosisnya 50.000-100.000 i.u./hari
5)
Isotretinoin
Suatu bentuk 13-cis-asam retinot digunakan untuk pengobatan akne bentuk kistik dan
koglobata. Pada kebanyakan kasus, obat ini memberikan remisi sempurna selama
berbulan-bulan sampai bertahun—tahun.Dosis:1mg/kg/hari.
6)
Seng
(zink)
Dosis:3 x 200mg/hari
7)
Diuretika
Pemberian 1minggu sebelum haid
J. Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian
a) Riwayat
penyakit sekarang
Klien mengeluhkan sudah
beberapa lama terjadi acne/ hingga berat, yang mana terdapat papol, nodul,
postul ,kistal.
b) Riwayat
penyakit keluarga
Orangtua ;bapak atau
ibu ataupun keduanya menderita acne , dan kemungkinan besar terdapat pada
klien.
c) Riwayat
psikologis
Biasanya klien akan
mengalami gangguan citra diri ,seperti menarik diri, kecemasan dan ketakutan
akan keparahan penyakitnya
d) Pemeriksaan fisik
Ø
Inspeksi
permukaan kulit; terdapat postul ,nodul , papul , lesi dan peradangan
Ø
Tanda
vital mengalami kenaikan pada saat nyeri akibat peradangan
Ø
Nyeri/ kenyamanan
Tanda : wajah mnyeringai , gelisah tidak
bisa beristirahat, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat.
Ø
Sirkulasi
Tanda : kulit
hangat,kering ,bercahaya, pucat, lembab, burik
Ø
Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan , kelemahan
Ø
Integritas Ego
Gejala : perasaan
cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah yang dihadapi
Tanda : tampak
takut dan bingung
Ø
Makanan dan cairan
Gejala :
berulangnya episode perta makan ; perasaan kurang kontrol perilaku pesta makan
Terlalu memperhatikan makanan
Tanda : penurunan
berat badan Pemikiran tak rasional terhadap makanan
2. Diagnosa
keperawatan
Nyeri b/d peradangan
Kerusakan integritas kulit b/d papul, pustul,dan nodul
Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat
Hipertermi b/d peningkatan suhu tubuh
Cemas b/d ketakutan
Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan
Kurang pengetahuan b/d kurang informasi
3.
Intervensi
Nyeri b/d
peradangan, Tujuan : klien akan melaporkan nyeri hilang / terkontrol
Intervensi
|
Rasional
|
1.
berikan lingkungan yang tenang , ruangan agak gelap sesuai dengan
indikasi
2.
dukung untuk menentukan posisi yang nyaman
3.
berikan rentang gerak aktif/ pasif secara tepat dan masase otot .
|
a.
menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas pada
cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi.
b.
resultan ketidaknyamanan lebih lanjut.
c.
d.
dapat membantu merelaksasi ketegangan otot yang meningkatkan reduksi
nyeri atau rasa tudak nyaman tersebut.
|
Kerusakan
integritas kulit b/d papul,pustul,dan nodul ,
Tujuan
: Klien akan menunjukkan penyembuhan luka sesuai waktu tanpa komplikasi
Intervensi
|
Rasional
|
1.
berikan perawatan kulit
2.
berikan kasur busa /udara atau terapi kinetik sesuai indikasi
3.
pantau Hb/Ht dan konsentrasi gula darah .
|
a.
mencegah kerusakan kulit
b.
menurunkan tekanan kulit dan meningkatkan sirkulasi
c.
anemia dan meneningkatnya kadar gula darah merupakan faktor yang
mempengaruhi kerusakan kulit dan dapat mengganggu proses penyembuhan
|
Nutrisi
kurang dari kebutuhan b/d intake tidak
adekuat
Tujuan : klien akan menyiapkan pola diet dengan masukan kalori adekuat untuk meningkatkan / mempertahan kan berat
badan yang tepat
Intervensi
|
Rasional
|
1.
buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian
2.
berikan makanan sedikit dan makanan kcil tambahan yang tepat
3.
buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol pilihan
sebanyak mungkin
|
a.
malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan depresi,
agitasi ,dan mempengaruhi fungsi kognitif / pengambilan keputusan . perbaikan
status nutrisi meningkatkan kemampuan berpikir dan kerja psikologis
b.
dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat.
c.
pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan merasa mengontrol
lingkungan lebih suka menyediakan makanan untuk makan.
|
Hipertermia
b/d peningkatan suhu tubuh
Tujuan : klien akan mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Intervensi
|
Rasional
|
1.
pantau suhu pasien (derajat dan pola) ;perhatikan menggigil
2.
pantau suhu lingkungan ,batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai
indikasi
3.
berikan kompres mandi hangat ; hindari penggunaan alkohol
|
a.
menggigil sering mendahului
puncaksuhu, Catatan. Penggunaan antipiretik mengubah pola demam dan dapat dibatasi sampai diaknosis dibuat
atau bila demam tetap lebih besar dari
38,90C
b.
suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu
mendekati normal.
c.
dapat membantu mengurangi demam . catatan , penggunaan air es/ alkohol
menyebabkan kedinginan ,peningkatan suhu secara aktual , alkohol dapat
mengeringkan kulit.
|
Camas
b/d ketakutan
Tujuan : klien akan menerima dan mendiskusikan rasa takut
Intervensi
|
Rasional
|
1.
tempatkan pasien dekat ruang perawat ,periksa pasien secara teratur .
kaji kembali kemampuan pasien untuk menggunakan alat panggil lampu secara
legurel
2.
berikan perawatan primer/ hubungan staf perawat yang konsisten
3.
berikan bentuk komunikasi alternatif jika diperlukan
|
a.
memberikan keyakinan bahwa bantuan segera dapat diberikan jika pasien
secara tiba-tiba menjadi tidak memiliki kemampuan
b.
meningkatkan saling percaya pasien dan membantu untuk menurunkan
kecemasan
c.
menurunkan perasaan tidak berdaya dan perasaan terisolasi.
|
Gangguan
citra tubuh b/d perubahan penampilan
Tujuan :klien akan menyatakan penerimaan situasi diri
Intervensi
|
Rasional
|
1.
terima dan akui ekspresi frustasi ,ketergantungan ,marah . perhatikan
perilaku menarik diri dan penggunaan penyangkalan
2.
berikan harapan dalam parameter situasi individu; jangan memberikan
keyakinan yang salah
3.
berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk tujuan
rehabilitas.
|
a.
penerimaan perasaan sebagai respon
normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan.penyangkalan mungkin lama
dan mungkin mekanisme adaptif , karena pasien tidak siap mengatasi masalah
pribadi.
b.
meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun
tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realitas.
c.
kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.
|
Kurang
pengetahuan b/d kurang informasi
Tujuan : klien akan melakukan dengan benar tindakan tertentu dan menjelaskan
alasan tindakan.
Intervensi
|
Rasional
|
1.
kaji ulang prognonsis yang akan datang
2.
diskusikan perawatan kulit contoh, penggunaan pelembab dan pelindung
sinar matahari.
3.
jelaskan proses jaringan parut dan perlunnya untuk penggunaan pakaian
penekan yang tepat bila menggunakan .
|
a.
memberi dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan
informasi .
b.
gatal , lepuh , dan sensitivitas luka yang sembuh /sisi graft dapat
diharapkan selama waktu lama.
c.
Me pertumbuhan
kulit kembali optimal ,meminimalkan terjadinya jar. parut hipertrofik dan
kontraktus dan membantu proses penyembuhan
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akne vulgaris (jerawat)
merupakan penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang
umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula,
pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya (Arif Mansjoer, dkk. 2000).
Akne vulgaris (jerawat)
merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea (polikel rambut) yang
rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas.
Akne ditandai dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka (black
head), papula, pustul, nodus dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001 ).
Ada beberapa macam
terapi yang diberikan pada pasien akne vulgaris yakni : pengobatan sistemik,
pengobatan topical dan pembedahan. Sedangkan untuk mencegah timbulnya akne
dianjurkan beberapa hal yaitu : diet, perawatan kulit dan memberikan informasi
yang cukup kepada pasien mengenai penyebab penyakit serta pencegahannya.
B. Saran
Dari hasil pembahasan
diatas, maka disarankan agar dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan akne vulgaris harus diperhatikan pendidikan kesehatan yang penting
yakni: diet perawatan diri dan menghindari kosmetik berlebihan.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment