Friday, March 10, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN AGNE VULGARIS



KATA PENGANTAR
      Limpahan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,atas segala Rahmad dan Karunia-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “AGNE VULGARIS”.
      Kami selaku penulis menyadari penulisan makalah ini banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kemampuan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya senantiasa membangun dan melengkapi kesempurnaan makalah ini.
       Dengan selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari semua pihak oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati kami selaku penulis makalah menyampaikan ucapan terimah kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada kami selaku penulis  bernilai ibadah dan mendapat imbalan serta limpahan rahmad dan karuniah Tuhan Yang Maha Esa,Amin.
      Akhir kata kiranya tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca terutamah dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta perkembangan ilmu keperawatan di masa mendatang.
Makale,20 Mei  2016
Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL  ...................................................................................................                   i
KATA  PENGANTAR  .............................................................................                  ii
DAFTAR ISI  .............................................................................................                 iii
ISI
I.            PENDAHULUAN 
A.    Latar belakang  ..........................................................................                  1
B.     Tujuan Penulisan  ......................................................................                  1
II.                PEMBAHASAN
A.    Defenisi Agne Vulgaris  ...........................................................                  2
B.     Etiologi  ....................................................................................                  2
C.     Klasifikasi  ...............................................................................                  4
D.    Patofisiologi  ............................................................................                  6
E.     Manifestasi Klinis ....................................................................                  6
F.      Pencegahan  .............................................................................                  6
G.    Komplikasi  ..............................................................................                  7
H.    Pemeriksaan Diagnostik  ..........................................................                  7
I.       Penatalaksanaan  ......................................................................                  8
J.       Asuhan Keperawatan  ..............................................................                10
III.             PENUTUP
A.    Kesimpulan  .............................................................................                17
B.     Saran  .......................................................................................                17

DAFTAR PUSTAKA  ...............................................................................                   















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kulit merupakan bagian terluar yang melindungi bagian tubuh yang didalam. Perawatan diri terutama kulit sangat diperlukan agar kulit tetap utuh, jika perawatan kulit tidak teratur dapat menyebabkan berbagai kelainan kulit diantaranya akne vulgaris. Akne vulgaris merupakan peradangan menahun folikel polisebasea yang umumnya terjad pada remaja dan dapat sembuh sendiri. Umumnya insiden terjadi pada usia 14 – 17 tahun pada wanita dan 16 – 19 tahun pada pria. Penyebab dari akne vulgaris ini ada bermacam- macam diantaranya stress, ras , hormonal cuaca dan lain - lain.Sebagai seorang perawat profesional peran perawat yang paling inti dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai pengajar kesehatan dakonseling, dimana harus memberikan pendidikan kesehatan dan support emosional serta conseling pada pasien dengan akne vulgaris. Asuhan keperawatan yan diberikan pada pasien dengan akne vulgaris meliuti pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi serta memberikan pendidikan kesehatan.
B.     Tujuan Penulisan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui tentang Akne Vulgaris serta mampu melakukan pengkajian dan merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan Akne Vulgaris.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Defenisi Agne Vulgaris
Acne vulgaris adalah penyakit kulit terjadi akibat inflamasi kronik folikel polisebasea yang ditandai adanya komedo,papula,pustula,dan kista pada peridileksi (muka ,bahu,bagian atas extremenitas superior,dada, dan punggung).
Acne Vulgaris adalah suatu penyakit radang menahun dari unit pilosebasea disertai penimbunan keratin dan penyumbatan kelenjar sebasea. Penyakit ini ditandai dengan adanya komedo, papel, pustul, noduls dan kista di tempat-tempat predileksi tertentu seperti muka, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas.

B.     Etiologi
Akne vulgaris disebabkan oleh penyumbatan sebum pada kelenjar polisebasea kulit .Terbentuknya sebum meliputi faktor-faktor:
1.      Faktor ekternal
a.       Kosmetika
Bahan yang sering menyebabkan akne terdapat pada berbagai krem muka seperti bedak , pelembab, krem penahan sinar matahari dan krem malam yang mengandung bahan-bahan seperti lanolin, petrrolatum, minyak tumbuh-tumbuhan, dan bahan-bahan kimia murni.
b.      Makanan
Diet tinggi lemak dan karbohidrat akan menyebabkan terjadinya akne
c.       Bakteri
Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebactrium acne, staphilococcus epidermis dan pityrosporum ovale. Dari ke tiga mikroba ini yang terpenting yakni C. acne, yang bekerja secara tidak langsung.
d.      Bahan kimia
Beberapa macam bahan kimia dapat menyebabkan erupsi yang mirip dengan akne seperti yulida, kortikosteroid, I.N.H, obat anti konfulsan, tetrasiklin, dan Vit. B12
e.       Iklim
Musim dingin dapat mempengaruhi kambuhnya akne sedangkan pada daerahtropis akne timbul bila suhunya panas dan rendah.
2.      Faktor internal
a.       Hormon
Ø  Androgen
Hormon ini memegang peranan yang penting karna kelenjar palit sangatt sensitif terhadap hormon ini. Hormon anrogen berasal dari testis dan adrenal yang menyebabkan kelenjar palit bertamba besar dan produksi sebum meningkat.
Ø  Estrogen
Pada keadaan fisiologi,  estrogen tidak terpengaruh pada produksi sebum. Estogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofosis yang mempunyai efek menurunkan produksi sebum
Ø  Progesteron
Dalam jumlah fisiologi, tidak mempunyai efek terhadap aktifitas kelenjar lemak. produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual
Ø  Psikis
Pada beberapa penderita stres dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Mekanisme yang pasti mengenai hal ini belum diketahui. Kecemasan menyebabkan penderita memanifulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi beradang yang baru. Teori lain mengatakan bahwa eksaserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon androgen dari kelenjar adrenal dan sebum, bahkan asam lemak dalam sebum pun meningkat.
Ø  Usia
Kebanyakan kasus ini banyak terdapat pada usia
v  wanita 14-17 tahun
v  laki-laki 16-19 tahun
Ø  Famili
Melalui gen pada orang tua(ayah, ibu atau keduanya) memiliki riwayat akne vulgaris kemungkinan dapat diturunkan kepda anaknya

C.     Klasifikasi Agne Vulgaris
Akne vulgaris diklasifikasikan berdasarkan verietasnya:
1.      Ance Tropikalis
Acne vulgaris yang hebat didaerah beriklim panas dan lembab , ditandai adanya nodul , kista ,dan  pustul yang besar dan nyeri yang menyebabkan pembentukkan abses konglobata dan juga jaringan parut dan cenderung terbatas pada punggung, tengkuk , bokong , paha dan lengan atas.
2.      Acne Fulminan
Bentuk langka acne yang sanyat parah yang menyerang remaja pria ditandai dengan tumbuhnya nodul dan plak yang sangat meradang dan mengalami degenerasi supuratif yang meninggalkan ulserasi, demam, penurunan berat badan , anemia , leukositosis, peningkatan laju endap darah dan poliartitis.

3.      Pioderma Fasiale
Pioderma merupakan penyakit kulit yang disebabkan staphylococus dan streptococcus atau keduanya.
4.      Acne Mekanika
Penumpukan lesi acne yang ada oleh faktor-faktor mekanis yang merusak bentuk kulit , termasuk penggesekan, pengosokan , peregangan , tekanan, penjabutan , dan penarikan , yang dapat dicetuskan oleh faktor-faktor seperti tali pengikat didagu, label pakaian, peralatan ortopedi, ransel,dan kursi serta tempat duduk di bis atau mobil.
Akne vulgaris diklasifikasikan sebagai komedonal (yaitu komedo hitam dan putih) papulopustular (papula dan pustula) atau kistik
1.      Akne stadium I memiliki kurang dari 10 komedo, papula, atau pustula  pada satu sisi wajah.
2.      Akne stadium II memiliki 10 – 20 komedo, papula atau pustula
3.      Akne stadium III memiliki 25 – 50
4.      Akne stadium IV memiliki lebih dari 50
Akne vulgaris dikasifikasikan menurut berat ringannya berdasarkan overall grading menurut pillsbury dan kawan-kawan yag dibagi atas empat tingkat
1.      Tk I Komedo sedikit/banyak dengan/tanpa beberapa papula
2.      Tk II Komedo,papel, pustula
3.      Tk III Komedo, papel, pustula, dan nodul
4.      TK IV Komedo, papel, pustula, nodulus, kista  dan parut yang luas.
Varian Acne antara lain :
1.      Akne ekskoriata
Terjadi pada individu yang memanipulasi jerawat itu secara obsesif. Dapat menimbulkag bn jaringan parut yang banyak sekali


2.      Akne konglobata
Bentuk acne kistik yang paling berat dengan kista profunda, komedo multifel dan jaringan parut yang nyata. Keadaan ini dapat disertai malaise, dan demam, mungkin perlu dir awat dirumah sakit.
3.      Akne keloidalis
Jaringan parut dengan keloid dengan multipel ditempat-tempat dimana terdapat lesi akne.
D.    Patofisiologi
Selama usia kanak –kanak, kelenjar sebasea berukuran kecil dan pada hakekatnya tidak berfungsi, kelenjar ini berada dibawah kendali endokrin, khususnya hormon hormone androgen. Dalam usia pubertas, hormon androgen menstimulasi kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta mensekresikan suatu minyak alami, yaitu sebum yang merembas naik hingga puncak folikel rambut dan mengalir keluar pada permukaan kulit.
Pada remaja yang berjerawat,  stimulasi androgen akan meningkatkan daya responsive kelenjar sebasea sehingga akne terjadi ketika duktus pilosebaseus tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan bertumpuk ini akan membentuk komedo.

E.     Manifestasi Klinis
1.      Inflamasi :Terdapat lesi-lesi khas (komedo) ,papul,pustul,nodul,dan kista pada muka ,bahu, dada atas, punggung atas, leher,lengan atas,dan gluteal.
2.      Pasca Inflamasi : eritema ,hiperpigmentasi, keloid seperti pada pada muka ,punggung dan dada

F.       Pencegahan
Akne dapat dikendalikan dengan terapi bijaksana yang diteruskan sampai proses penyakit menghilang spontan, Ditujukan untuk mencegah pembentukan mikrokomedo, melalui pengurangan hyperkeratosis folikel dan produksi sebum. Pengendalian awal memerlukan waktu paling sedikit 4-8 minggu juga penting untuk memperhatikan pengaruh emosional berat pada akne. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan yaitu :
1)      Cuci selalu wajah pagi dan malam dengan pembersih mengandung salicylic-acid untuk mengelupas sel kulit mati. Atau scrub kulit wajah minimal seminggu sekali.Bawalah selalu kertas penyerap  minyak untuk menyerap kelebihan minyak di wajah.Gunakan juga masker untuk kulit berminyak seminggu sekali.
2)       Untuk membunuh bakteri penyebab jerawat, gunakan sabun muka yg mengandung benzoyl-peroxida, atau sabun sulfur. Dan gunakan masker anti bakteri/jerawat seminggu sekali. Kalau obat-obat jerawat yg dijual bebas tidak mempan, mintalah ke dokter kulit obat jerawat yg mengandung vitamin A derivatif seperti Retin-A.
3)      Diet rendah lemak.
4)      Cukup istirahat.
5)       Penggunaan kosmetik secukupnya.
6)      Hindari polusi debu.
7)      Hindari pemencetan.

G.    Komplikasi
1.      Erupsi acneoformis
2.      Acne venenata dan acne akibat rangsangan fisis
3.      Rosasea

H.    Pemeriksaan Diagnostik
1.      Pemeriksaan ekskohlease sebum yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor(sendok unna).sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin / massa seperti nasi lunak yang ujungnya kadang hitam.
2.      Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang kronis disekitar folikel polisebasea dengan massa sebum didalam folikel. Pada kista radang sudah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang bercampur dengan darah,jaringan mati,dan keratin yang lepas.
3.      Pemeriksaan mikrobiologis  terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit.
4.      Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit( skin surface lipid) kadar asam lemak bebas( free fatty acid) meningkat.

I.       Penatalaksanaan
1.      Nasehat umum
a.       Penerangan(penjelasan)
b.      Perawatan : perawatan kulit muka,perawatan kulit kepala dan rambut, kosmetika ,diet, emosi dan faktor psikosomatik
2.      Obat-obatan
a.       Pengobat topical
Ø  Tretinoin(vit A asam)
Dosis : 1x sehari pada malam hari, bila terjadi eritema dan deskuamasi setelah 5 hari, obat dapat dipakai 2x sehari.Rute pemberian : tergantung kulit dan umur penderita.
Ø  Benzoil peroksida
Dosis : dimulai dengan dosis rendah dahulu, kemudian lambat laun diganti dengan dosis tinggi.Rute pemberian : Pada bagian Pustula
Ø  Antibiotika topikal
Dosis : antibiotik yang sering dipakai al:klindamisin :1 %, eritromisin   : 2%,tetrasiklin    :1/2-5%.Rute : pada kulit
Ø  Asam aseleik
Ø  Asam-asam alfa hidroksi( AAAH)
Ø  Iritan fisik

b.      Pengobatan Oral
1)      Antibiotik Oral
Antibiotik oral digunakan dalam jangka waktu lama tetapi toksisitasnya harus rendah. Anti biotik ini tak perna dipakai sendiri tetapi bersama-sama sengan obat yang dapat mengadakan pengelaupasan kulit antara lain
Ø  Tetrasiklin\
      Dosis : 1 gram /hari, diberikan ½ jam sebelum makan
Ø  Eritromisin
Dosis : 1 gram / hari
2)      Diamino difenil sulfon (DDS)
3)      Hormon
a.       Kortikosteroid
     Dipakai larutan dengan konsentrasi 2,5 mg/ml dan penyuntikan dapat diulangi tiap 1-2 minggu
b.      Pil anti hamil
     Diperlukan dosis ekterogen relatif besar sehingga dapat menimbulkan efek femininasi pada laki-laki dan gangguan menstruasai pada wanita. Hormon ini lebih baik diberikan dalam bentuk pil anti hamil yang mengandung eksterogen dan progesteron, terutama untuk akne pre-menstrual
c.       Anti-anrogen testostero
    Siproteron asetat bersama-sama esterogen hanya digunakan pada wanita dengan akne dan sebore yang hebat, akne popuplo pustular yang resisten dan akne koglobata yang refrakter.
Hormon ini dapat mencega kelenjar palit mengadakan reaksi terhadap.

4)      Vitamin A
     Bila diberikan per oral bersama-sama dengan antibiotika oral dan tropikal, Vitamin A asam sangan efektif untuk akne bentuk nodul dan kistik yang hebat. Diduga vitamin ini mempengaruhi produksi atau metabolisme androgen. Dosisnya 50.000-100.000 i.u./hari
5)      Isotretinoin
     Suatu bentuk 13-cis-asam retinot digunakan untuk pengobatan akne bentuk kistik dan koglobata. Pada kebanyakan kasus, obat ini memberikan remisi sempurna selama berbulan-bulan sampai bertahun—tahun.Dosis:1mg/kg/hari.
6)      Seng (zink)
     Dosis:3 x 200mg/hari
7)      Diuretika
     Pemberian 1minggu sebelum haid

J.       Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a)      Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluhkan sudah beberapa lama terjadi acne/ hingga berat, yang mana terdapat papol, nodul, postul ,kistal.
b)      Riwayat penyakit keluarga
Orangtua ;bapak atau ibu ataupun keduanya menderita acne , dan kemungkinan besar terdapat pada klien.
c)      Riwayat psikologis
Biasanya klien akan mengalami gangguan citra diri ,seperti menarik diri, kecemasan dan ketakutan akan keparahan penyakitnya
d)     Pemeriksaan fisik
Ø  Inspeksi permukaan kulit; terdapat postul ,nodul , papul , lesi dan peradangan
Ø  Tanda vital mengalami kenaikan pada saat nyeri akibat peradangan
Ø  Nyeri/ kenyamanan
Tanda : wajah mnyeringai , gelisah tidak bisa beristirahat, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat.
Ø  Sirkulasi
Tanda : kulit hangat,kering ,bercahaya, pucat, lembab, burik
Ø  Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan , kelemahan
Ø  Integritas Ego
Gejala : perasaan cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah yang dihadapi
Tanda : tampak takut dan bingung
Ø  Makanan dan cairan
Gejala : berulangnya episode perta makan ; perasaan kurang kontrol perilaku pesta makan Terlalu memperhatikan makanan
Tanda : penurunan berat badan Pemikiran tak rasional terhadap makanan 
2.      Diagnosa keperawatan
*     Nyeri b/d peradangan
*     Kerusakan integritas kulit b/d papul, pustul,dan nodul
*     Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat
*     Hipertermi b/d peningkatan suhu tubuh
*     Cemas b/d ketakutan
*     Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan
*     Kurang pengetahuan b/d kurang informasi




3.      Intervensi
Nyeri b/d peradangan, Tujuan : klien akan melaporkan nyeri hilang / terkontrol
Intervensi
Rasional
1.      berikan lingkungan yang tenang , ruangan agak gelap sesuai dengan indikasi

2.      dukung untuk menentukan posisi yang nyaman

3.      berikan rentang gerak aktif/ pasif secara tepat dan masase otot .
a.       menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi.
b.      resultan ketidaknyamanan lebih lanjut.
c.        
d.      dapat membantu merelaksasi ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa tudak nyaman tersebut.

Kerusakan integritas kulit b/d papul,pustul,dan nodul ,
Tujuan : Klien akan menunjukkan penyembuhan luka sesuai waktu tanpa komplikasi
Intervensi
Rasional
1.      berikan perawatan kulit
2.      berikan kasur busa /udara atau terapi kinetik sesuai indikasi
3.      pantau Hb/Ht dan konsentrasi gula darah .
a.      mencegah kerusakan kulit
b.      menurunkan tekanan kulit dan meningkatkan sirkulasi
c.      anemia dan meneningkatnya kadar gula darah merupakan faktor yang mempengaruhi kerusakan kulit dan dapat mengganggu proses penyembuhan

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d  intake tidak adekuat
Tujuan : klien akan menyiapkan pola diet dengan masukan kalori adekuat  untuk meningkatkan / mempertahan kan berat badan yang tepat
Intervensi
Rasional
1.      buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian




2.      berikan makanan sedikit dan makanan kcil tambahan yang tepat
3.      buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol pilihan sebanyak mungkin
a.       malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan depresi, agitasi ,dan mempengaruhi fungsi kognitif / pengambilan keputusan . perbaikan status nutrisi meningkatkan kemampuan berpikir dan kerja psikologis
b.      dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat.
c.       pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan merasa mengontrol lingkungan lebih suka menyediakan makanan untuk makan.

Hipertermia b/d peningkatan suhu tubuh
Tujuan : klien akan mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Intervensi
Rasional
1.   pantau suhu pasien (derajat dan pola) ;perhatikan menggigil




2.   pantau suhu lingkungan ,batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi


3.   berikan kompres mandi hangat ; hindari penggunaan alkohol
a.       menggigil sering mendahului  puncaksuhu, Catatan. Penggunaan antipiretik mengubah pola demam  dan dapat dibatasi sampai diaknosis dibuat atau bila demam tetap lebih besar  dari 38,90C

b.      suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
c.       dapat membantu mengurangi demam . catatan , penggunaan air es/ alkohol menyebabkan kedinginan ,peningkatan suhu secara aktual , alkohol dapat mengeringkan kulit.

Camas b/d ketakutan
Tujuan : klien akan menerima dan mendiskusikan rasa takut
Intervensi
Rasional
1.      tempatkan pasien dekat ruang perawat ,periksa pasien secara teratur . kaji kembali kemampuan pasien untuk menggunakan alat panggil lampu secara legurel
2.      berikan perawatan primer/ hubungan staf perawat yang konsisten

3.      berikan bentuk komunikasi alternatif jika diperlukan
a.       memberikan keyakinan bahwa bantuan segera dapat diberikan jika pasien secara tiba-tiba menjadi tidak memiliki kemampuan

b.      meningkatkan saling percaya pasien dan membantu untuk menurunkan kecemasan
c.       menurunkan perasaan tidak berdaya dan perasaan terisolasi.


Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan
Tujuan :klien akan menyatakan penerimaan situasi diri
Intervensi
Rasional
1.      terima dan akui ekspresi frustasi ,ketergantungan ,marah . perhatikan perilaku menarik diri dan penggunaan penyangkalan


2.      berikan harapan dalam parameter situasi individu; jangan memberikan keyakinan yang salah

3.      berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk tujuan rehabilitas.
a.      penerimaan perasaan sebagai  respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan.penyangkalan mungkin lama dan mungkin mekanisme adaptif , karena pasien tidak siap mengatasi masalah pribadi.
b.      meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realitas.
c.      kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.

Kurang pengetahuan b/d kurang informasi
Tujuan : klien akan melakukan dengan benar tindakan tertentu dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi
Rasional
1.      kaji ulang prognonsis yang akan datang

2.      diskusikan perawatan kulit contoh, penggunaan pelembab dan pelindung sinar matahari.
3.      jelaskan proses jaringan parut dan perlunnya untuk penggunaan pakaian penekan yang tepat bila menggunakan .
a.      memberi dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi .
b.      gatal , lepuh , dan sensitivitas luka yang sembuh /sisi graft dapat diharapkan selama waktu lama.
c.      Me   pertumbuhan kulit kembali optimal ,meminimalkan terjadinya jar. parut hipertrofik dan kontraktus dan membantu proses penyembuhan

























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit kulit akibat perdangan kronik folikel pilosebasea yang umunya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya (Arif Mansjoer, dkk. 2000).
Akne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea (polikel rambut) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Akne ditandai dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka (black head), papula, pustul, nodus dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001 ).
Ada beberapa macam terapi yang diberikan pada pasien akne vulgaris yakni : pengobatan sistemik, pengobatan topical dan pembedahan. Sedangkan untuk mencegah timbulnya akne dianjurkan beberapa hal yaitu : diet, perawatan kulit dan memberikan informasi yang cukup kepada pasien mengenai penyebab penyakit serta pencegahannya.
B.     Saran
Dari hasil pembahasan diatas, maka disarankan agar dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan akne vulgaris harus diperhatikan pendidikan kesehatan yang penting yakni: diet perawatan diri dan menghindari kosmetik berlebihan.




















DAFTAR PUSTAKA






No comments:

Post a Comment