Saturday, March 11, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT HEMOFILIA



KATA PENGANTAR 


Pujisyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsakarenaatasberkatdanbimbingan-Nyasehinggamakalahtentang“ Hemofilia“ dapat kami tepatpadawaktunya.
Di dalammakalahinimembahastentangpenyakitHemofilia,
Kami mengucapkanterimakasihkepadasemuapihak yang telahmembantusehinggaterwujudnyamakalahiniterutamakepadadosenmatakuliah yang telahmembimbing kami dalam proses pembuatanmakalahini. Kami jugamengucapakanterimakasihkepadaanggotakelompokdankepadasemuapihak yang telahterlibat, dantelahbekerjadenganbaiksehinggamakalahinidapatdisusundan
diselesaikandenganbaiktepatpadawaktunya.
Kami berharapmakalahinidapatmemberikanpelajarantentanghemofilia.Kritikdan saran yang konstruktif kami harapkandarisemuapohak yang telahmembacamakalahini.


                                                                                                 Penulis
Makale, 03 Maret 2017










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... ii
BAB I PEMBAHASAN
A.      Latarbelakang.............................................................................................................................. 1
B.Rumusanmasalah............................................................................................................................ 1
C.      Tujuan............................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi.............................................................................................................................................. 2
B.  Etiologi................................................................................................................................................. 3
C. Patofisiologi....................................................................................................................................... 4
D.Tandadangejala............................................................................................................................... 4
E.  Manifestasiklinis............................................................................................................................. 5
F.   Penatalaksanaan.............................................................................................................................. 5
G. Pemeriksaanpenunjang............................................................................................................... 5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................................ 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................................... 13
B.  Saran................................................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

        A.    Latar Belakang

Kesehatan merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan manusia,agar  manusia dapat sehat secara fisik, manusia harus tahu bahwa system imunlah yang bekerja dalam menangkal semua penyakit yang menyerang tubuh kita.
Di dalam melindungi tubuh kita, system imun memiliki kelainan-kelainan yang ada baik akibat keturunan ataupun akibat penyakit.Salah satu kelainan tersebut adalah hemofilia.

      B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang  kami akan membahas masalah penyakit hemophilia guna untuk memperdalam ilmu  pengetahuan mengenai penyakit hemofilia.
C.     Tujuan.

a.       Tujuan umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi tahu kepada pembaca khususnya bagi kalangan perawat agar mengetahui apa itu hemofilia dan apa saja tindakan yang harus dilakukan.
b.      Tujuan khusus
Secara khusus dalam menyusun makalah ini adalah penulis bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah system imun yang telah diberikan oleh dosen pembimbing.



BAB II
PEMBAHASAN
        A.    Definisi
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno, terdiri dari 2 kata yaitu haima dan philia.Haima berarti darah sedangkan philia berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, dari ibu kepada anaknya pada saat sang anak tersebut dilahirkan. Darah pada seorang penderita penyakit hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada penderita penyakit ini tidak secepat orang normal.
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada penderita hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A dikenal juga dengan nama hemofilia klasik. Jenis inilah yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan darahnya.Faktor pembeku darah yang dimaksud adalah faktor VII.Hemofilia A umumnya menyerang pria.Wanita pada umumnya hanya bersifat karier atau pembawa sifat.Wanita yang menderita penyakit hemofilia dikarenakan ibunya yang karier dan ayahnya yang juga penderita.
Hemofilia B dikenal juga dengan namaChristmas disease yang diambil dari nama penemunya, Steven Chirstmas asal Kanada. Jenis ini kekurangan faktor IX protein darah sehingga menyebabkan masalah pada pembekuan darah. Baik hemofili A ataupun B keduanya adalah penyakit yang jarang ditemukan. Hemofilia A terjadi sekurang-kurangnya 1 di antara 10.000 orang.Sedangkan hemofilia B lebih jarang ditemukan, yaitu 1 di antara 50.000 orang.

B.     Etiologi
Pada penderita penyakit hemofilia, terdapat gangguan di sistem pembekuan darahnya.Mereka kekurangan faktor-faktor pembeku darah. Akibatnya, luka yang seharusnya mengering akan terus-menerus mengeluarkan darah. Atau pada kasus ringan luka tetap bisa mengering namun membutuhkan waktu yang lama.Kekurangan faktor-faktor pembeku darah ini lah yang menjadi penyebab hemofilia.
Hemofilia A dan B dapat digolongkan dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang, dan berat.
*      Penderita hemofilia ringan lebih jarang mengalami pendarahan. Mereka mengalaminya hanya dalam situasi tertentu seperti operasi, cabut gigi, atau ketika mengalami luka yang serius. Wanita hemofila ringan mungkin akan mengalami pendarahan lebih pada saat menstruasi.
*      Penderita penyakit hemofilia sedang lebih sering terjadi pendarahan dibandingkan hemofilia ringan, namun tidak separah hemofilia berat. Pendarahan kadang terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olahraga yang berlebihan.
*      Sedangkan penderita hemofilia berat adalah yang paling parah. Mereka hanya memiliki kadar faktor VII atau IX kurang dari 1% dari jumlah normal di dalam darahnya. Penderita hemofilia berat dapat mengalami pendarahan beberapa kali dalam sebulan. Terkadang pendarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Sebanyak 70% hemofilia disebabkan karena faktor genetik.Bahkan sejak masih janin dalam kandungan seorang anak sudah dapat diprediksi mengalami penyakit hemofilia atau tidak.Caranya adalah dengan melakukan screening test.
penyebab hemofilia karena faktor keturunan
Hemophilia disebabkan oleh factor gen atau keturunan. hemofilia A dan B,kedua gen tersebut terletak pada kromosom X,sehingga termasuk penyakit resesif terkait –X.oleh karna itu semua anak perempuan dari laki-laki yang menderita hemophilia  adalah karier penyakit , dan anak laki-laki tidak terkena.anak laki-laki dari perempuan yang kerier memiliki kemungkinan 50% untuk menderita penyakit hemophilia .dapat terjadi pada wanita homozigot dengan hemophilia( ayah hemophilia,ibu karier) tetapi keadaan ini sangat jarang terjadi .kira-kira 33% pasien tidak memiliki riwayat keluarga dan mungkin akibat mutasi spontan ( hoffbrand,pettit,1993)

C.     Patofisiologi
Patofisiologinya masih  belum jelas tetapi di yakini berkaitan dengan kelainan kualitativ intrinsic fungsi trombosit ,serta akibat peningkatan masa trombosit. Waktu pendarahan biasanya memanjang.

D. Tanda dan Gejala Hemofilia

ÂŞ      Salah satu tanda yang paling sering muncul dari hemofilia adalah lebam di kulit. Lebam adalah warna kulit yang kebiruan yang menandakan bahwa ada pendarahan di bawah kulit. Misalnya tejadi di otot atau sendi. Pada orang normal juga terkadang mengalami kebiruan di beberapa bagian tubuh seperti itu, tetapi akan menghilang dalam beberapa hari. Namun jika lebam meliputi area tubuh yang luas, atau disertai bengkak kemerahan di sekitarnya, maka segera periksa ke dokter. Bisa jadi itu adalah gejala hemofilia.
ÂŞ      Pada pria yang mengalami hemofilia, seringkali tandanya didapat saat ia disunat. Pendarahan yang terjadi akibat penyunatan akan lama sekali berhenti. Jika hal itu terjadi, maka orangtua harus waspada terhadap kemungkinan hemofilia.
ÂŞ      Hemarthrosis (perdarahan hebat dalam sendi)  . Lutut dan pergelangan kaki merupakan organ yang paling sering terkena. Perdarahan menyebabkan penggelembungan pada ruang sendi, nyeri yang   dan terus menerus. Seiring waktu, kerusakan sendi terjadi, dan operasi penggantian sendi dapat menjadi diperlukan untuk mengatasinya.
ÂŞ      Pendarahan dari mulut atau mimisan mungkin terjadi. Perdarahan setelah prosedur dental adalah umum, dan mengeluarkan darah dari gusi dapat terjadi pada anak-anak ketika gigi baru tumbuh.
ÂŞ      erdarahan dalam saluran pencernaan dapat menimbulkan darah dalam tinja.
ÂŞ      Perdarahan dalam saluran kemih dapat mengakibatkan darah dalam urin (hematuria).
ÂŞ      Perdarahan intrakranial (perdarahan ke dalam otak atau tengkorak) dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan / atau kelesuan.
ÂŞ      Peningkatan perdarahan setelah operasi atau trauma adalah karakteristik dari hemophilia.

E.    manifestasi klinis
Manifestasi klinis meliputi perdarahan  jaringan lunak, otot, sendi, terutama sendi-sendi yang menopang berat badan, disebut hemartrosis (perubahan sendi).Perdarahan berulang ke dalam sendi menyebabkan degenerasi kartilago artikularis disertai gejala-gejala artritis.Perdarahan retroperitoneal dan intrakarnial merupakan keadaan yang mengancam jiwa.Derajat perdarahan berkaitan dengan banyaknya aktivitas faktor dan beratnya cidera.Perdarahan dapat terjadi segera atau berjam-jam setelah cedera.Perdarahan karena pembedahan sering terjadi pada semua pasien hemofilia, dan segala prosedur pembedahan yang diantisipasi memerlukan penggantian faktor secara agresif sewaktu praoperasi dan pascaoperasi sebanyak lebih ari 50% tingkat aktivitas


F.      Penatalaksanaan
 Dimasa lalu, satu-satunya penegannan untuk hemophilia adalah plasma segar beku, yang harus diberikan dalam jumlah besar sehingga pasien akan mengalami kelebihan cairan .sekarang sudah tersedia konsentrat factor VIII dan IX di semua bank darah .konsentrat diberikan apabila pasiien mengalami pendarahan aktiv atau sebagai upaya pencegahan sebelum pencabutan gigi atau pembedahan . pasien dan keluarganya harus diajar cara memberikan konsentrat di rumah, setiap kali ada tanda pendarahan.beberapa pasien membentuk anti bodi terhadap konsentrat , sehingga kadar factor tersebut tidak dapat di naikkan. Penangannan masalah ini sangat sulit dan kadang tidak berhasil.asam aminokaproat adalah penghambat ennzim pibriolitik. Obat ini dapat memperlambat kelarutan pembekuan darah yang sedang terbentuk dan dapat digunakan setellah pembedahan mulut pasien dengan hemophilia.dalam rangka asuhan umum pasien hemophilia tidak boleh diberi suntikan aspirin.upaya kebersihan mulut sangat penting dalam upaya pencegahan, karena pencabutan gigi akan membahayakan.bidai dan alat ortopedi lainnya sangat berguna bagi pasien yang mengalami pendarahan otot atau sendi.
G.    Pemeriksaan penunjang
Lakukan pemeriksaan yang berkala secara rutin dan teratur.karna sebagian besar pasien sekarang dipantau  di pusat-pusat pengobatan hemophilia yang ditujukan pada kebutuhan global para pasien , dan pasien-pasien tersebut memperoleh perawatan kesehatan komprehensif.kemajuan dalam perawatan preventif,terapi fisik dan mengajari kebiasaan kesehatan yang baik serta pemberian sendiri konsentrat factor-faktor yang dilakukan dirumah sanga memajukan kualitas hidup pada populasi pasien-pasien ini.











BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.  Pengkajian
1.                   Biodata Klien
Biasanya lebih banyak terjadi pada pria karena mereka hanya memiliki 1 kromosom X. Sedangkan wanita, umumnya menjadi pembawa sifat saja (carrier)
2.                   Riwayat Penyakit Sekarang
Sering terjadi nyeri pada luka, pembengkakan, perdarahan pada jaringan lunak, penurunan  mobilitas, perdarahan mukosa oral, ekimosis subkutan diatas tonjolan-tonjolan tulang
3.                   Riwayat Penyakit Dahulu
Focus primer yang sering terjadi pada hemophilia adalah sering terjadi infeksi pada daerah  luka, dan mungkin terjadi hipotensi akibat perdarahan yang terus menerus dan apabila sering terjadi perdarahan yang terus-menerus pada daerah sendi akan mengakibatkan kerusakan sendi, dan sendi yang paling rusak adalah sendi engsel, seperti patella, pergelangan kaki, siku. Pada sendi engsel mempunyai sedikit perlindungan terhadap tekanan, akibatnya sering terjadi perdarahan.
Sedangkan pada sendi peluru seperti panggul dan bahu, jarang terjadi perdarahan karena pada sendi peluru mempunyai perlindungan yang baik.Apabila terjadi perdarahan, jarang menimbulkan kerusakan sendi.
4.                   Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah riwayat penyakit hemophilia atau penyakit herediter seperti kekurangan factor VIII protein dan factor pembekuan IX yang:
a.          Kurang dari 1% tergolong berat
b.         Kurang dari 1%-5% tergolong sedang
c.          Kurang dari 5%-10% tergolong ringan
Keluarga yang tinggal serumah, ataupun penyakit herediter lainnya yang ada kaitannya dengan penyakit yang diderita klien saat ini.
5.                   Riwayat Psikososial
Adanya masalah nyeri, perdarahan dan resiko infeksi yang dapat menimbulkan anxietas dan ketegangan pada klien
6.                   Pola Aktifitas
Klien sering mengalami nyeri dan perdarahan yang memungkinkan dapat mengganggu pola aktifitas klien. Pola istirahat akan terganggu dengan adanya nyeri anak sering menangis.
7.                   Pemeriksaan Fisik
a.          Keadaan Umum
Keadaan umum lemeh bahkan kadang sampai terjadi penurunan kesadaran GCS<15, sebagai tanda-tanda adanya hipotensi dan nyeri
b.         Pemeriksaan Sistem Neurologi
1)    Pada fungsi motorik, pada tempat terjadinya luka biasanya terjadi hematoma setelah terjadi infeksi
2)    Pada fungsi sensoris, terjadi penurunan kesadaran akibat hipotensi dan nyeri yang hebat
8.                   Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa kadar factor VIII dan factor IX pada darah
B.   Analisis
1.                   Adanya keluhan nyeri jaringan pada luka akibat terjadinya hematoma yang memungkinkan terjadinya infeksi
2.                   Adanya perubahan tingkat kesadaran, perdarahan yang tidak kunjung berhenti dan adanya nyeri pada luka yang dapat merangsang system saraf pada otak
3.                   Perubahan pada tonus otot dan fungsi motorik akibat adanya luka dan hipotensi dapat menimbulkan suatu kelemahan pada fisik terutama pada tonus otot yang terluka
C.  Diagnosa keperawatan
1.                   Gangguan rasa nyaman nyeri b.d perdarahan dalam jaringan sendi
2.                   Hipotensi b.d adanya perdarahan
3.                   Gangguan cairan dan elektrolit b.d perdarahan
4.                   Gangguan mobilisasi fisik b.d hipotensi
5.                   Gangguan anxietas b.d kurang pengetahuan
6.                   Gangguan perfusi jaringan b.d dehidrasi
D.  Intervensi Keperawatan
1.                   Dx 1: Gangguan rasa nyaman nyeri b.d perdarahan dalam jaringan sendi
Tujuan : Klien tidak menderita nyeri atau menurunkan intensitas atau skala nyeri yang dapat diterima anak.
a.          Kaji skala nyeri.
b.         Evaluasi perubahan perilaku dan psikologi anak.
c.          Rencanakan dan awasi penggunaan analgetik.
d.         Jika injeksi akan dilakukan, hindari pernyataan “saya akan memberi kamu injeksi untuk nyeri”.
e.          Hindari pernyataan seperti “obat ini cukup untuk orang nyeri”.
f.          Sekarang kamu tidak membutuhkan lebih banyak obat nyeri lagi”.
g.         Hindari penggunaan placebo saat pengkajian/ penatalaksanaan nyeri.
2.                   Dx 2: Hipotensi b.d adanya perdarahan
Tujuan : Sedikit atau tidak terjadi perdarahan
a.          Sediakan dan atur konsentrat faktor VIII + DDAVP sesuai kebutuhan.
b.         Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk pengurusan penggantian faktor darah di rumah.
c.          Lakukan tindakan suportif untuk menghentikan perdarahan
1)                       Beri tindakan pada area perdarahan 10 – 15 menit.
2)                       Mobilisasi dan elevasi area hingga diatas ketinggian jantung.
3)                       Gunakan kompres dingin untuk vasokonstriksi.


3.                   Dx 3: Gangguan mobilisasi fisik b.d hipotensi
Tujuan : Menurunkan resiko kerusakan mobilitas fisik.
Batasan karakteristik: Klien mengatakan badannya lemas, sesak nafas, respirasi rate meningkat saat aktivitas, kapile refile lebih 3 - 5 detik, kekuatan otot menurun.
b). Kriteria hasil
      Klien tidak lemah, kekuatan otot meningkat, klien dapat melakukan aktivitas ringan dengan bantuan, TTV saat aktivitas dan istirahat tidak berubah.
c). Rencana tindakan
      1). Jelaskan pada klien dan keluarga pentingnya aktivitas seminimal mungkin.
      Rasional : dengan penjelasan adekuat akan terjadi transfer pendidikan, cenderung klien mengalami stres yang lebih kecil, dan akan lebih kooperatif dalam proses perawatan.

            2). Bantu keperluan klien selama belum mampu
Rasional : bantuan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi resiko cedera dan memelihara fleksibilitas tulang dan otot.
3}. Siapkan klien dengan ide untuk penghematan energi : duduk saat melakukan aktivitas, misal : mandi, makan dan sebagainya dan istirahat setelah aktivitas
      Rasional : pemakaian energi berlebih dicegah dengan pengaturan aktivitas dan memberikan jarak waktu yang cukup untuk pulih diantara waktu istirahat.
4).  Secara bertahap tingkatkan aktivitas harian klien peningkatan toleransi.
      Rasional : peningkatan secara bertahap aktivitas memerlukan kekuatan otot dan sendi.
5). Pertahankan terapi oksigen tambahan sesuai kebutuhan.
      Rasional : oksigen tambahan meningkatkan kadar oksigen yang bersirkulasi dan memperbaiki toleransi aktivitas.
6). Berikan dukungan emosional dan semangat
      Rasional : rasa takut dalam kesulitan bernafas dapat menghambat peningkatan aktivitas.
7). Setelah aktivitas kaji tensi, nadi, respirasi rate dan suhu tubuh
      Rasional : intoleransi terhadap aktivitas dapat dikaji dengan mengevaluasi jantung, sirkulasi dan status pernafasan.
4.                   Dx 4: Gangguan cairan dan elektrolit
Tujuan: Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
a.          Kaji input atau pemasukan cairan pada klien
b.         Kaji output cairan pada klien
c.          Pasang infuse dan kaji dalam 1x24 jam
d.         Kaji kebutuhan klien untuk memenejemen asupan cairan
e.          Anjurkan klien untuk banyak minum
f.          Evaluasi setiap perubahan kebutuhan cairan pada klien

5.                   Gangguan anxietas b.d kurangnya pengetahuan
            Tujuan: mengurangi/menghilangkan rasa anxietas
a.          Beri Health Education (HE) kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita dan efeknya
b.         Beri support kepada keluarga dan klien
c.          Kaji kembali pengetahuan setelah diberi HE
d.         Demonstrasi cara alternative mengurangi gejala dari hemophilia

6.                   Gangguan perfusi jaringan b.d dehidrasi
Tujuan: Mengurangi/menghilangkan perfusi jaringan
      a.       Beri penjelasan klien dan keluarga penyebab rasa dingin pada daerah perifer.
      b.      Observasi ada tidaknya kualitas nadi perifer dan bandingkan dengan nadi normal
      c.       Observasi pengisian kapiler, warna kulit dan kehangatan akral
      d.      Observasi tanda-tanda vital
      e.       Kendorkan pakaian dan lepaskan perhiasan yang ada pada tungkai dan lengan yang mendapat suplai darah.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan parenteral infus
Diagnose Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnose keperawatan utama mencakup yang berikut :
         Nyeri berhubungan dengan perdarahan sendi dan kekakuan  yang ditimbulkkannya
         Gangguan pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kebutuhan praktek kesehatan pencegahan berkelanjutan
         Koping tidak efektif berhubungan dengan kondisi kronis dan pengaruhnya terhadap gaya hidup.




E.Evaluasi
Hasil yang di harapkan
1.      Nyeri berkurang
a.       Melaporkan berkurangnya nyeri setelah menelan analgetik
b.      Memperlihatkan peninggkatan kemampuan bertoleh ransi dengan gerakkan sendi
c.       Mempergunakan alat bantu { bila perlu} untuk mengurangi nyeri
2.      Melkukan upaya pencengahan perdarahan
a.       Menghindari trauma fisik
b.      Merubah lingkungan rumah untuk meninngkatkan pengamanan
c.       Mematuhi perjanjian dengan professional layanan kesehatan
d.      Mematuhi janji menjalani pemeriksaan laboratorium
e.       Menghidari olaraga kontak
f.       Menghindari aspirin atau obat yang mengandung aspirin
g.      Memakai gelang penanda
3.      Mampu menghadapi kondisi kronis dan perubahan gaya hidup
a.       Mengidentifikasi aspek positif kehidupan
b.      Melibatkan anggota keluarga dalam membuat keputusan mengenai masa depan dan perubahan gaya hidup yang harus dilakukan
c.       Berusaha mandiri
d.      Menyusun rencana khusus untuk kelanjutan asuhan kesehatan
4.      Tidak mengalami komplikasi
a.       Tanda vital dan tekanan hemodinamika tetap normal
b.      Hasil pemeriksaan laboraturium tetap dalam batas normal.
c.       Tidak engalami perdarahan aktif.








BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari asuhan keperawatan yang kami buat maka dapat kami simpulkan :
            Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (FVIII) atau faktor IX (FIX), dikelompokkan  sebagai hemofolia A dan hemophilia B.
(Hoffbrand, Pettit, 1993).
Dua jenis utama hemofilia yang secara klinis identik adalah :
1.Hemofilia klasik atau hemofilia A, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor antihemofilia VIII.
2.Penyakit Christmas, atau hemofilia B, yang ditemukan adanya defisiensi atau tidaknya aktivitas faktor IX. Hemofilia diklasifikasikan sebagai :
·         Berat, dengan kadar aktivitas faktor kurang dari 1 %.
·         Sedang, dengan kadar aktivitas diantara 1% dan 5 %.
·         Ringan, jika 5% atau lebih.
Perdarahan spontan dapat terjadi jika kadar aktivitas faktor kurang dari 1%. Akan tetapi, pada kadar 5% atau lebih, perdarahan umumnya terjadi berkaitan dengan trauma atau prosedur pembedahan.
Pasien dengan hemofilia harus dikaji dengan teliti akan adanyaperdarahan internal (abdominal, dada, atau nyeri pinggang, darah dalam urin, usus, atau muntahan), hematom otot, dan perdarahan dalam rongga sendi. Tanda vital dan hasil pengukuran tekanan hemodinamika harus dipantau untuk melihat adanya tanda hipovolemia.Semua ekstremitas dan tubuh diperiksa dengan teliti kalau ada tanda hematom. Semua sendi dikaji akan adanya pembengkakan, keterbatasan gerak dan nyeri. Pengukuran kebebasan gerak sendi dilakukan dengan perlahan dan teliti untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.Apabila terjadi nyeri harus segera dihentikan. Pasien ditanya mengenai adanya keterbatasan aktivitas dan gerakan yang dialami sebelumnya dan setiap alat bantu yang dipakai seperti bidai, tongkat, atau kruk.


B.Saran
            Hemofilia adalah penyakit keturunan yang tidak dapat di cegah maka untuk penderita hemophilia kami sarankaan agar tetap sabar dan berusaha untuk pengobatan rutin.Dan berusahasa agar menjaga kesehatan dan mencegah dampak dari hemophilia.                    





















DAFTAR  PUSTAKA

               Keperawatan medical bedah untuk akademi keperawatan ( MA 320 ), sapto harwono& fitri H susanto
Buku ajar keperawatan Medikal bedah brunner & suddarth edisi 8,vol. 1,Suzanne C. smeltzer
Rencana asuhan keperawatan medical bedahvol.1 s.d. vol.II.babara engram
Pedoman penggunaan buku ajar  keperawatan medical bedah brunner & suddart edisi 8,boyer

Buku saku prosedur keperawatan medical bedah,elly nurochmah & ratna s.sudarsono


1 comment:

  1. JANGAN LUPA DI FOLLOW TRUS KOMENX BUAT PERBAIKAN.

    THANKS.

    ReplyDelete