KATA
PENGANTAR
Tiada
kata lain untuk menyampaikan terima kasih kepada Yang Maha Pengasih selain ucapan syukur atas segala karunia dan
kasih sayangNya sehingga penyusunan makalah ini bisa selesai dengan baik.
Adapun
pembuatan makalah ini disusun dari beberapa buku serta beberapa tambahan materi
dari internet dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Banyak sekali masalah
dan hambatan yang ditemui saat menyusun makalah ini, untunglah beberapa teman
sejawat melibatkan diri secara aktif dan bekerja keras untuk bisa menyelesaikan
makalah ini.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini, secara khusus temen-temen yang setia mendampingi dengan setia
dalam memberi semangat, kiranya Tuhan berkenan mencurahkan berkatNya bagi
mereka.
Kami
menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala saran dan
kritik yang membangun demi penyempurnana makalah ini akan penulis terima dengan
senang hati. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Makale,
11 Maret 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR
ISI ......................................................................................... ii
ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .................................................................... 1
B. Tujuan
.................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Defenisi
............................................................................... 2
B. Etiologi
................................................................................ 3
C. Manifestasi
Klinis ................................................................ 3
D. Patofisiologi
........................................................................ 3
E. Penatalaksanaan
.................................................................. 4
F. Asuhan
Keperawatan .......................................................... 4
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
.......................................................................... 9
B. Saran
.................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Karbunkel
merupakan tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk dibawah kulit
ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu atau lebih
folikel rambut. Furunkel yang berdekatan dapat bergabung membentuk karbunkel.
Karbunkel merupakan beberapa furunkel yang membentuk kelompok (cluster). Karbunkel memiliki lesi
inflamasi yang lebih luas, dasarnya dalam, dan ditandai dengan nyeri yang luar
biasa pada tempat lesi yang biasanya ditemui pada tengkuk, punggung atau paha.
Penyebab dari furunkel atau karbunkel ini biasanya bakteri Stafilokokus aureus.
Karbunkel
dapat muncul dimana saja pada kulit, tetapi terutama muncul pada wajah, leher,
ketiak, pantat atau paha – area yang terdapat rambut dan banyak mengeluarkan
keringat atau mengalami gesekan. Walaupun setiap orang memiliki potensi untuk
terkena furunkel atau karbunkel, beberapa orang dengan diabetes, sistem imun
yang lemah, jerawat atau problem kulit lainnya memiliki resiko lebih tinggi.
Karbunkel merupakan penyakit yang agak jarang. Belum ada data yang spesifik
yang menunjukkan prevalensi penyakit ini. Statistik Departemen Kesehatan
Inggris menunjukkan bahwa pada tahun 2002 dan 2003 terdapat sekitar 0,19% atau
24.525 penderita berobat ke Rumah Sakit Inggris dengan diagnosa furunkel abses
kutaneus dan karbunkel.
B. Tujuan
Setelah membaca
Makalah ini Mahasiswa di harapkan mampu memahami tentang penyakit Karbuncel dan
mampu melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Karbuncel.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Karbungkle
adalah abses pada kulit dan jaringan subkutan yang merupakan beberapa
frunkle yang membentuk kelompok (cluster). Karbunkle memiliki lesi inflamasi
yang ebih luas, dasarnya dalam, dan ditandai dengan nyeri yang luar biasa pada
tempat lesi yang biasanya ditemui pada tengkuk, punggung atau paha.
Karbunkel
adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh
Staphylococcus aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga
jaringan dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.
Karbunkel
adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh
Staphylococcus aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga
jaringan dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.
Karbunkel
adalah kumpulan folikel rambut yang terinfeksi dilapisan dermis dan subkutis.
Dapat terbentuk abses apabila sel-sel imun mengelilingi infeksi.
Pada
karbunkel : penderita diabetes mellitus, malnutrisi, gagal jantung, penyakit
kulit yang menyeluruh dan berat misalnya eritoderma, pemfigus dan pengobatan steroid
lama, walaupun dapat pada orang sehat. Tersering pada laki-laki, usia menengah
dan usia tua.
Karbunkel
merupakan abses pada kulitdan jaringan subkutan yang menggambarkan perluasan
sebuah furunkel yang telah menginvasi beberapa buah folikel rambut, karbunkel
berukuran besar dan memiliki letak yang dalam. Biasanya keadaan ini disebabkan
oleh infeksi stapilococcus. Karbunkel paling sering ditemukan didaerah yang
kulitnya tebal dan tidak elastis. Bagian posterior leher dan bokong merupakan
lokasi yang sering. Pada karbunkel, inflamasi yang luas sering tidak diikuti
dengan pengisolasian infeksi tersebutsehingga terjadi absorpsi yang
mengakibatkan panas tinggi, rasa nyeri, leikositosis dan
bahkan penyebaran infeksi kedalam darah.
B. Etiologi
Karbunkel biasanya
terbentuk ketika satu atau beberapa folike rambut terinfeksi oleh bakteri
staphyilococcus (S.aureus). bakteri ini merupakan flora normal pada kulit
dan terkadang terdapat pada tenggorokan dan saluran hidung. Sekitar 25-30%
populasi membawa bakteri ini pada hidungnya tanpa menjadi sakit dan 1% populasi
membawa methicillin resistant staphylococcus aureus (MRSA). MRSA merupakan
strai dari S.aureus yang resistant terhadap antibiotic, termasuk methicillin ,
penisilin, amoksisilin, oxacillin dan nafcillin sehingga sering menyebabkan
infeksi karbunkle yang serius dan sering berulang.
Bakteri
S.aureus berbentuk bulat (coccus), memiliki diameter 0,5-1,5 mm, memiliki
susunan bergerombol seperti anggur, tidak memiliki kapsul, nonmotil, katalase
positif dan pada perwarnaan gram tampak berwarna ungu. Bakteri ini bertanggung
jawab untuk sejumlah penyakit- penyakit serius seperti pneumonia.
C. Manifestasi
Klinis
Pada
permulaan infeksi terasa sangat nyeri dan tampak benjolan merah, permukaan
halus, bentuk seperti kubah dan lunak.
Ø Beberapa
hari ukuran membesar 3 – 10 cm.
Ø Supurasi
terjadi setelah 5 – 7 hari dan pus keluar dari banyak lubang fistel.
Ø Setelah
nekrosis tampak modul yang menggaung atau luka yang dalam dengan dasar yang
purulen.
D. Patofisiologi
Karbunkel dapat
muncul dimana saja pada kulit,terutama pada wajah, leher,ketiak,bokong,paha,dan
terutama pada area yang terdapat rambut,serta banyak mengeluarkan keringatatau
mengalami gesekan. Walaupun setiap orang memiliki potensi untuk terkena
furunkel atau karbunkel. Beberapa orang dengan diabetes, sistem imun yang
lemah, jerawat, atau masalah kulit lainnya juga memiliki resikolebih tinggi.
Pada
karbungkel, inflamasi yang luas sering tidak diikuti dengan pengisolasian total
infeksi tersebut sehingga terjadi absorpi yang mengakibatkan panas tinggi,rasa
nyeri, leukositosis, dan bahan penyebaran infeksi ke dalam darah.
Karbunkel
dapat mememberikan komplikasi melalui bakteremia yang terjadi bila bakteri
S.aureus masuk ke dalam aliran darah. Karbunkel dapat menyebabkan syok septik
di mana bila tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kematian.
Bakterimea S.aureus dapat menimbulkan infeksi pada orang lain yang disebut
dengan infeksi metastasis. Infeksi metastasis ini antara lain endokarditis,
osteomielitis,vaskulitis, atau abses otak.
E. Penatalaksanaan
a. Kompres
Hangat
b. Antibiotik
Topikal
c. Abses
mungkin memerlukan Insisi dan Drainase
F. Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data
subyektif :
Pasien mengeluh nyeri, badan terasa panas, mual
muntah, gatal-gatal pada kulit, terdapat luka pada kulit, tidak bisa
tidur/kurang tidur, malu dengan kondisi sakitnya, dan mengatakan tidak
mengetahui tentang penyakitnya.
b.
Data obyektif :
Suhu tubuh meningkat melebihi 38 derajat celcius,
ekspresi wajah meeringis, menggaruk-garuk di kulit, gelisah tidak bias tidur,
menutup diri/menarik diri, porsi makan tidak dihabiskan, kulit tampak
lecet/luka, mual-muntah, pasien bertanya tentang penyakitnya.
2. Diagnosa
Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan respon
inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit
b.
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
c.
Kerusakan
integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
d.
Kebutuhan pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak
adekuatnya sumber informasi, ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan
3. Intervensi
a. Nyeri
berhubungan dengan respon inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer
kulit.
Ø Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam nyeri klien
dapat berkurang
Ø Kriteria
Hasil :
Nyeri
berkurang atau dapat diadaptasi . skala nyeri 0-1
Dapat
mengidentivikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
Klien
tidak gelisah
Ø Intervensi
·
Kaji nyeri dengan pendekatan PQRS
·
menjadi parameter dasar untuk megetahui sejauh mana
rencana intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari
intervensi manajemen nyeri keperawatan
·
Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri
nonfarmakologi dan noninvasive
·
pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan
nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
·
Beri kompres hangat. Lakukan 3 x sehari
·
untuk mempercepat pematangan karbunkel, kompres dengan
kain basah dan hangan sekitar 20 menit.
·
Ajarkan klien dengan teknik distraksi pada saat nyeri
·
distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan
stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorfrin dan enkefalin
yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak di kirimkan ke kortex serebri
sehingga menurunkan persepsi nyeri.
b. Hipertermi
berhubungan dengan proses penyakit
Ø Tujuan
:setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam diharapkan suhu tubuh menjadi
normal
Ø Kriteria
Hasil :
Membran mukosa lembab
Kulit
hangat dan lembab
Ø Intervensi
·
Ciptakan hubungan yang baik dan saling percaya, agar
terjalin hubungan yang baik dan saling percaya
·
Observasi TTV dan KU, untuk melihat perkebangan klien
·
Lakukan kompres air dingin agar panas dapat segera
turun
·
Anjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat,
mempermudah proses evaporasi dan mengurangi iritasi pada kulit
·
Beri minum sedikit tapi sering, menjaga kestabilan
cairan dalam tubuh serta mengurangi resiko dehidrasi.
·
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
antipiretik, Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
Ø Tujuan : setelah
dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam pasien dapat mempertahankan
integritas kulit.
Ø Kriteria
Hasil :
CRT
> 3 detik
Kulit
klien lembab
Ø Intervensi
·
Ciptakan hubungan yang baik dan saling percaya, agar
terjalin hubungan yang baik dan saling percaya
·
Kaji/catat ukuran atau warna, kedalaman luka dan
kondisi sekitar luka, Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan petunjuk
tentang sirkulasi
·
Anjurkan pasien
untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi sehari 2 kali, Menjaga
kebersihan kulit dan mencegah komplikasi
·
Lindungi kulit
yang sehat terhadap kemungkinan maserasi, Maserasi pada kulit yang sehat dapat
menyebabkan pecahnya kulit dan perluasan kelainan primer
·
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
topical, Mencegah atau mengontrol infeksi
d. Kebutuhan
pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak adekuatnya sumber informasi,
ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan.
Ø Tujuan:
terpenuhinya pangetahuan klien tentang kondisi penyakit
Ø Kriteria
Hasil :
·
Mengungkapkan pengertian tentang proses
infeksi,tindakan yang di butuhkan dengan kemungkinan komplikasi
·
Mengenal perubahan gaya hidup atau tingkah laku untuk
mencegah terjadinya komplikasi
Ø Intervensi
·
Ciptakan hubungan yang baik dan saling percay, agar terjalin hubungan yang baik dan saling
percaya
·
Beritahukan pasien/orang terdekat mengenai
dosis,aturan, dan efek pengobatan, Informasi dibutuhkan untuk meningkatkan
perawatan diri,untuk menambah kejelasan efektivitas pengobatan dan mencegah
komplikasi.
·
Jelaskan tentang pentingnya pengobatan
antibakteri.Pemberian antibakteri dirumah dibutuhkan untuk mengurangi invansi
bakteri pada kulit.
·
Ajarkan perawatan kulit, perawatan kulit secara
umum,tujuannya adalah mengurangi jumlah S.aureus pada kulit.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karbunkel
merupakan abses pada kulitdan jaringan subkutan yang menggambarkan perluasan
sebuah furunkel yang telah menginvasi beberapa buah folikel rambut, karbunkel
berukuran besar dan memiliki letak yang dalam. Biasanya keadaan ini disebabkan
oleh infeksi stapilococcus.
Karbunkel
paling sering ditemukan didaerah yang kulitnya tebal dan tidak elastis. Bagian
posterior leher dan bokong merupakan lokasi yang sering. Pada karbunkel,
inflamasi yang luas sering tidak diikuti dengan pengisolasian infeksi tersebutsehingga
terjadi absorpsi yang mengakibatkan panas tinggi, rasa
nyeri, leikositosis dan bahkan penyebaran infeksi kedalam
darah.
Pada
karbunkel : penderita diabetes mellitus, malnutrisi, gagal jantung, penyakit
kulit yang menyeluruh dan berat misalnya eritoderma, pemfigus dan pengobatan
steroid lama, walaupun dapat pada orang sehat. Tersering pada laki-laki, usia
menengah dan usia tua
B. Saran
Dalam
makalah ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan demi untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Boils and
Carbuncles. Available from: URL: HYPERLINK: http://www.mayoclinic.com/health/boils-and-carbuncles/DS00466
Ø Jakarta: EGC; 2005.Siregar RS.
Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2.
Ø Statistics
about Carbuncle. Available from: URL: HYPERLINK: http://www.cureresearch.com/c/carbuncle/stats.htm
No comments:
Post a Comment