Friday, March 10, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN KARBUNKEL



KATA PENGANTAR

Tiada kata lain untuk menyampaikan terima kasih kepada Yang Maha Pengasih  selain ucapan syukur atas segala karunia dan kasih sayangNya sehingga penyusunan makalah ini bisa selesai dengan baik.
Adapun pembuatan makalah ini disusun dari beberapa buku serta beberapa tambahan materi dari internet dengan menggunakan bahasa yang sederhana. Banyak sekali masalah dan hambatan yang ditemui saat menyusun makalah ini, untunglah beberapa teman sejawat melibatkan diri secara aktif dan bekerja keras untuk bisa menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini, secara khusus temen-temen yang setia mendampingi dengan setia dalam memberi semangat, kiranya Tuhan berkenan mencurahkan berkatNya bagi mereka.
Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala saran dan kritik yang membangun demi penyempurnana makalah ini akan penulis terima dengan senang hati. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.




Makale, 11 Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................               i
DAFTAR ISI .........................................................................................               ii
ISI
BAB I   : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................               1
B.     Tujuan ..................................................................................               1
BAB II  : PEMBAHASAN
A.    Defenisi ...............................................................................               2
B.     Etiologi ................................................................................               3
C.     Manifestasi Klinis ................................................................               3
D.    Patofisiologi ........................................................................               3
E.     Penatalaksanaan ..................................................................               4
F.      Asuhan Keperawatan ..........................................................               4
BAB III : PENUTUP
A.    Kesimpulan ..........................................................................               9
B.     Saran ....................................................................................               9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Karbunkel merupakan tonjolan yang nyeri dan berisi nanah yang terbentuk dibawah kulit ketika bakteri menginfeksi dan menyebabkan inflamasi pada satu atau lebih folikel rambut. Furunkel yang berdekatan dapat bergabung membentuk karbunkel. Karbunkel merupakan beberapa furunkel yang membentuk kelompok (cluster). Karbunkel memiliki lesi inflamasi yang lebih luas, dasarnya dalam, dan ditandai dengan nyeri yang luar biasa pada tempat lesi yang biasanya ditemui pada tengkuk, punggung atau paha. Penyebab dari furunkel atau karbunkel ini biasanya bakteri Stafilokokus aureus.
Karbunkel dapat muncul dimana saja pada kulit, tetapi terutama muncul pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha – area yang terdapat rambut dan banyak mengeluarkan keringat atau mengalami gesekan. Walaupun setiap orang memiliki potensi untuk terkena furunkel atau karbunkel, beberapa orang dengan diabetes, sistem imun yang lemah, jerawat atau problem kulit lainnya memiliki resiko lebih tinggi.
Karbunkel merupakan penyakit yang agak jarang. Belum ada data yang spesifik yang menunjukkan prevalensi penyakit ini. Statistik Departemen Kesehatan Inggris menunjukkan bahwa pada tahun 2002 dan 2003 terdapat sekitar 0,19% atau 24.525 penderita berobat ke Rumah Sakit Inggris dengan diagnosa furunkel abses kutaneus dan karbunkel.

B.     Tujuan
Setelah membaca Makalah ini Mahasiswa di harapkan mampu memahami tentang penyakit Karbuncel dan mampu melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Karbuncel.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Defenisi
Karbungkle adalah abses pada kulit dan jaringan subkutan yang  merupakan beberapa frunkle yang membentuk kelompok (cluster). Karbunkle memiliki lesi inflamasi yang ebih luas, dasarnya dalam, dan ditandai dengan nyeri yang luar biasa pada tempat lesi yang biasanya ditemui pada tengkuk, punggung atau paha.
Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh Staphylococcus aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.
Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh Staphylococcus aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.
Karbunkel adalah kumpulan folikel rambut yang terinfeksi dilapisan dermis dan subkutis. Dapat terbentuk abses apabila sel-sel imun mengelilingi infeksi.
Pada karbunkel : penderita diabetes mellitus, malnutrisi, gagal jantung, penyakit kulit yang menyeluruh dan berat misalnya eritoderma, pemfigus dan pengobatan steroid lama, walaupun dapat pada orang sehat. Tersering pada laki-laki, usia menengah dan usia tua.
Karbunkel merupakan abses pada kulitdan jaringan subkutan yang menggambarkan perluasan sebuah furunkel yang telah menginvasi beberapa buah folikel rambut, karbunkel berukuran besar dan memiliki letak yang dalam. Biasanya keadaan ini disebabkan oleh infeksi stapilococcus. Karbunkel paling sering ditemukan didaerah yang kulitnya tebal dan tidak elastis. Bagian posterior leher dan bokong merupakan lokasi yang sering. Pada karbunkel, inflamasi yang luas sering tidak diikuti dengan pengisolasian infeksi tersebutsehingga terjadi absorpsi yang mengakibatkan panas tinggi, rasa nyeri,   leikositosis dan bahkan penyebaran infeksi kedalam darah.

B.     Etiologi
Karbunkel biasanya terbentuk ketika satu atau beberapa folike rambut terinfeksi  oleh bakteri staphyilococcus (S.aureus).  bakteri ini merupakan flora normal pada kulit dan terkadang terdapat pada tenggorokan dan saluran hidung. Sekitar 25-30% populasi membawa bakteri ini pada hidungnya tanpa menjadi sakit dan 1% populasi membawa methicillin resistant staphylococcus aureus (MRSA). MRSA merupakan strai dari S.aureus yang resistant terhadap antibiotic, termasuk methicillin , penisilin, amoksisilin, oxacillin dan nafcillin sehingga sering menyebabkan infeksi karbunkle yang serius dan sering berulang.
Bakteri S.aureus berbentuk bulat (coccus), memiliki diameter 0,5-1,5 mm, memiliki susunan bergerombol seperti anggur, tidak memiliki kapsul, nonmotil, katalase positif dan pada perwarnaan gram tampak berwarna ungu. Bakteri ini bertanggung jawab untuk sejumlah penyakit- penyakit serius seperti pneumonia.

C.     Manifestasi Klinis
Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri dan tampak benjolan merah, permukaan halus, bentuk seperti kubah dan lunak.
Ø  Beberapa hari ukuran membesar 3 – 10 cm.
Ø  Supurasi terjadi setelah 5 – 7 hari dan pus keluar dari banyak lubang fistel.
Ø  Setelah nekrosis tampak modul yang menggaung atau luka yang dalam dengan dasar yang purulen.

D.    Patofisiologi
Karbunkel dapat muncul dimana saja pada kulit,terutama pada wajah, leher,ketiak,bokong,paha,dan terutama pada area yang terdapat rambut,serta banyak mengeluarkan keringatatau mengalami gesekan. Walaupun setiap orang memiliki potensi untuk terkena furunkel atau karbunkel. Beberapa orang dengan diabetes, sistem imun yang lemah, jerawat, atau masalah kulit lainnya juga memiliki resikolebih tinggi.
Pada karbungkel, inflamasi yang luas sering tidak diikuti dengan pengisolasian total infeksi tersebut sehingga terjadi absorpi yang mengakibatkan panas tinggi,rasa nyeri, leukositosis, dan bahan penyebaran infeksi ke dalam darah.
Karbunkel dapat mememberikan komplikasi melalui bakteremia yang terjadi bila bakteri S.aureus masuk ke dalam aliran darah. Karbunkel dapat menyebabkan syok septik di mana bila tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kematian. Bakterimea S.aureus dapat menimbulkan infeksi pada orang lain yang disebut dengan infeksi metastasis. Infeksi metastasis ini antara lain endokarditis, osteomielitis,vaskulitis, atau abses otak.
 
E.     Penatalaksanaan
a.       Kompres Hangat
b.      Antibiotik Topikal
c.       Abses mungkin memerlukan Insisi dan Drainase

F.      Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.        Data subyektif :
Pasien mengeluh nyeri, badan terasa panas, mual muntah, gatal-gatal pada kulit, terdapat luka pada kulit, tidak bisa tidur/kurang tidur, malu dengan kondisi sakitnya, dan mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya.
b.      Data obyektif :
Suhu tubuh meningkat melebihi 38 derajat celcius, ekspresi wajah meeringis, menggaruk-garuk di kulit, gelisah tidak bias tidur, menutup diri/menarik diri, porsi makan tidak dihabiskan, kulit tampak lecet/luka, mual-muntah, pasien bertanya tentang penyakitnya.

2.      Diagnosa Keperawatan
a.        Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit
b.      Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
c.       Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
d.      Kebutuhan pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak adekuatnya sumber informasi, ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan

3.      Intervensi
a.       Nyeri berhubungan dengan respon inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit.
Ø  Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan  selama 1 x 24 jam nyeri klien dapat berkurang
Ø  Kriteria Hasil :
*      Nyeri berkurang atau dapat diadaptasi . skala nyeri 0-1
Dapat mengidentivikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
*      Klien tidak gelisah
Ø  Intervensi
·         Kaji nyeri dengan pendekatan PQRS
·         menjadi parameter dasar untuk megetahui sejauh mana rencana intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan
·         Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasive
·         pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri.
·         Beri kompres hangat. Lakukan 3 x sehari
·         untuk mempercepat pematangan karbunkel, kompres dengan kain basah dan hangan sekitar 20 menit.
·         Ajarkan klien dengan teknik distraksi pada saat nyeri
·         distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorfrin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak di kirimkan ke kortex serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri.
b.      Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Ø  Tujuan :setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam diharapkan suhu tubuh menjadi normal
Ø  Kriteria Hasil :
*      Membran mukosa lembab
*      Kulit hangat dan lembab
Ø  Intervensi
·         Ciptakan hubungan yang baik dan saling percaya, agar terjalin hubungan yang baik dan saling percaya
·         Observasi TTV dan KU, untuk melihat perkebangan klien
·         Lakukan kompres air dingin agar panas dapat segera turun
·         Anjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat, mempermudah proses evaporasi dan mengurangi iritasi pada kulit
·         Beri minum sedikit tapi sering, menjaga kestabilan cairan dalam tubuh serta mengurangi resiko dehidrasi.
·         Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik, Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.

c.       Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
Ø  Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam pasien dapat mempertahankan integritas kulit.
Ø  Kriteria Hasil :
*      CRT > 3 detik
*      Kulit klien lembab
Ø  Intervensi
·         Ciptakan hubungan yang baik dan saling percaya, agar terjalin hubungan yang baik dan saling percaya
·         Kaji/catat ukuran atau warna, kedalaman luka dan kondisi sekitar luka, Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan petunjuk tentang sirkulasi
·         Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi sehari 2 kali, Menjaga kebersihan kulit dan mencegah komplikasi
·         Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi, Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit dan perluasan kelainan primer
·         Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat topical, Mencegah atau mengontrol infeksi

d.      Kebutuhan pemenuhan informasi berhubungan dengan tidak adekuatnya sumber informasi, ketidaktahuan program perawatan dan pengobatan.
Ø  Tujuan: terpenuhinya pangetahuan klien tentang kondisi penyakit
Ø  Kriteria Hasil :
·         Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi,tindakan yang di butuhkan dengan kemungkinan komplikasi
·         Mengenal perubahan gaya hidup atau tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi
Ø  Intervensi
·         Ciptakan hubungan yang baik dan saling percay,  agar terjalin hubungan yang baik dan saling percaya
·         Beritahukan pasien/orang terdekat mengenai dosis,aturan, dan efek pengobatan, Informasi dibutuhkan untuk meningkatkan perawatan diri,untuk menambah kejelasan efektivitas pengobatan dan mencegah komplikasi.
·         Jelaskan tentang pentingnya pengobatan antibakteri.Pemberian antibakteri dirumah dibutuhkan untuk mengurangi invansi bakteri pada kulit.
·         Ajarkan perawatan kulit, perawatan kulit secara umum,tujuannya adalah mengurangi jumlah S.aureus pada kulit.











BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Karbunkel merupakan abses pada kulitdan jaringan subkutan yang menggambarkan perluasan sebuah furunkel yang telah menginvasi beberapa buah folikel rambut, karbunkel berukuran besar dan memiliki letak yang dalam. Biasanya keadaan ini disebabkan oleh infeksi stapilococcus.
Karbunkel paling sering ditemukan didaerah yang kulitnya tebal dan tidak elastis. Bagian posterior leher dan bokong merupakan lokasi yang sering. Pada karbunkel, inflamasi yang luas sering tidak diikuti dengan pengisolasian infeksi tersebutsehingga terjadi absorpsi yang mengakibatkan panas tinggi, rasa nyeri,   leikositosis dan bahkan penyebaran infeksi kedalam darah.
Pada karbunkel : penderita diabetes mellitus, malnutrisi, gagal jantung, penyakit kulit yang menyeluruh dan berat misalnya eritoderma, pemfigus dan pengobatan steroid lama, walaupun dapat pada orang sehat. Tersering pada laki-laki, usia menengah dan usia tua

B.     Saran
Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi untuk penyempurnaan makalah ini.






                               DAFTAR PUSTAKA

Ø  Boils and Carbuncles. Available from: URL: HYPERLINK: http://www.mayoclinic.com/health/boils-and-carbuncles/DS00466
Ø   Jakarta: EGC; 2005.Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2.
Ø  Statistics about Carbuncle. Available from: URL: HYPERLINK:  http://www.cureresearch.com/c/carbuncle/stats.htm


No comments:

Post a Comment