KATA PENGANTAR
Limpahan puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,atas segala Rahmad dan Karunia-nya, sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “ASKEP
CA CAVUM NASI”
Kami selaku penulis menyadari penulisan
makalah ini banyak kekurangannya dan jauh dari kesempurnaan yang disebabkan
oleh keterbatasan waktu dan kemampuan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya
senantiasa membangun dan melengkapi kesempurnaan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini, tidak
terlepas dari bantuan dan partisipasi dari semua pihak oleh karena itu dengan
penuh kerendahan hati kami selaku penulis makalah menyampaikan ucapan terimah
kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya Semoga segala kebaikan dan
bantuan yang telah diberikan kepada kami selaku penulis bernilai ibadah dan mendapat imbalan serta
limpahan rahmad dan karuniah Tuhan Yang Maha Esa,Amin.
Akhir kata kiranya tersusunnya makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca terutamah dalam menambah
wawasan dan pengetahuan serta perkembangan ilmu keperawatan di masa mendatang.
Makale, 11Maret 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
........................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
ISI
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan
Penulisan ...................................................................... 1
II.
PEMBAHASAN
A. Defenisi
............................................................................. 2
B. Etiologi
............................................................................... 2
C. Patofisiologi ....................................................................... 2
D. Manifestasi
Klinis .............................................................. 3
E. Komplikasi ......................................................................... 4
F. Penatalaksanaan ................................................................. 5
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 7
B. Saran ....................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
CA Cavum
Nasi adalah kanker yang menyerang rongga hidung.Tumor ganas hidung dan tumor ganas sinus paranosalis tidak
dapat dipisahkan karena keduanya saling mempengaruhi.
Benda asing (asap rokok, nikotin,
debu kayu, nikel, krom dll) masuk kedalam rongga hidung terjadi secara
terus-menerus dan dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan terbentuknya
massa, perubahan struktur dan mukosa hidung sehingga menimbulkan obstruksi
rongga hidung yang dapat mengenai septum nasi (devormitas kavum, septum nasi,
trauma kavum/septum nasi, hamatom septum dan perforasi septum) atau pertumbuhan
baru seperti polip hidung, papiloma, inversi dan tumor beligna/maligna).
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui Defenisi, Etiologi, Patofisiologi, dan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Ca Cavum Nasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Defenisi
CA Cavum Nasi adalah kanker yang
menyerang rongga hidung.Tumor
ganas hidung dan tumor ganas sinus paranosalis tidak dapat dipisahkan karena
keduanya saling mempengaruhi.
B. Etiologi
Penyebab dari ca cavum nasi belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa kemungkinan besar, diantaranya adalah:
1.
Perokok berat, fistula oroantal, rhinitis atrofi, pecandu
alkolhol.
2.
Infeksi kronik hidung dan sinus paranosal.
3.
Kontak dengan debu kayu pada pekerja mebel (faktor iritasi
kronis dari debu dan kayu).
4.
Kontak dengan bahan industri, seperti nikel, krom,
isopropanolol.
5.
Thorium dioksida yang dipakai sebagai cairan kontras pada
pemeriksaan rontgen.
6.
Sinositis maksila kronis.
C. Patofisiologi
Benda asing (asap rokok, nikotin, debu kayu, nikel, krom
dll) masuk kedalam rongga hidung terjadi secara terus-menerus dan dalam waktu
yang lama sehingga menyebabkan terbentuknya massa, perubahan struktur dan
mukosa hidung sehingga menimbulkan obstruksi rongga hidung yang dapat mengenai
septum nasi (devormitas kavum, septum nasi, trauma kavum/septum nasi, hamatom
septum dan perforasi septum) atau pertumbuhan baru seperti polip hidung,
papiloma, inversi dan tumor beligna/maligna). Sebagai tambahan, berbagai sebab
lain menyebabkan obstruksi saluran pernafasan hidung (hipertrofi adenoid, benda
asing, atresia, koana, jaringan parut intra nasal, dan kolaps). Massa
adalah kavum nasi ini menyebabkan edema pada mukosa hidung akibat gangguan
aliran limfe dan vena serta membentuk masa polipoid pada cavum nasi. Tumor ini
menginvasi kearah atas sampai kedalam fosa kranialis dan kearah lateral sampai
ke dalam orbita.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Ca Cavum nasi, tergantung pada tempat asal
tumor dan arah serta luas penyebarannya.
1.
Tumor sinus maksila dan meluas ke medial.
Tanda dan
gejalanya:
Ø Hidung
tersumbat
Ø Rinorea
unilateral yang menetap dan berbau.
Ø Epistaksis
2. Tumor
sinus etmoid dan lamina kribiformis.
Tanda dan
gejalanya:
Ø Hidung
tersumbat
Ø Anomsia
Ø Beringus
Ø Nyeri
didaerah frontal
3. Tumor
dasar antrum dan meluas ke arah bawah.
Tanda dan
gejalanya:
Ø Gigi yang
goyah
Ø Gangguan
oklusif
Ø Nyeri pada
gigi molar
Ø Pembengkakan
dan laserasi didaerah palatum.
4. Tumor
meluas kedaerah orbita dan duktus nasolakrimalis.
Tanda dan
gejalanya:
Ø Diplopia
Ø Proptosis
Ø Tersumbatnya saluran air mata
Ø Mata tampak membengkak
Ø Teraba
musa dan orbita
Ø Mata
tampak menonjol.
5. Tumor
meluas ke anterior.
Tanda dan
gejalanya: Pembesaran pipi satu sisi (asimetris)
6. Stadium
lanjut N. Alveolaris superior.
Tanda dan
gejalanya : Rasa baal pada gigi dan gusi rahang atas.
7. Tumor
meluas dan menginvasi ke nasofaring
Tanda dan
gejalanya : Tuli konduktif akibat
gangguan tuba bustachius.
8. Perluasan
lain yang dapat mengenai saraf.
Tanda dan
gejalanya:
Ø Tuli saraf
Ø Tidak
mampu membuka mulut
Ø Paresis
fasialis
Ø Hemiplegia
Ø Hiperparestesia
Ø Nyeri
kepala berat
Ø Perubahan
posisi mata.
E. Komplikasi
1. Sinusitis
frontal: Ca yang telah menyumbat duktus frontonasal sehingga dapat menyebabkan
sinusitis frontal.
2. Meningitis:
Ca yang mengenai selaput otak sehingga menimbulkan serangan berulang
meningitis.
F. Penatalaksanaan
Yang
terpenting dalam penatalaksanaan tumor menurut Nurbaiti (Iskandar dkk (1989)
adalah:
1.
Menegakkan diagnosa dengan biopsi dan pemeriksaan
histopatologi.
2.
Menentukan batas-batas tumor dengan pemeriksaan radiologis.
3.
Merencanakan terapi yang dibuat berdasarkan diagnosis
histopatologi dan stadium tumor.
Kebanyakan pakar berpendapat bahwa satu macam cara
pengobatan saja hasilnya buruk, sehingga mereka menganjurkan cara terapi
kombinasi antara operasi, radioterapi dan kemoterapi. Di bagian THT FKUI/RSCM
pengobatan tumor ganas hidung dan sinus paranasal adalah kombinasi operasi dan
radiasi, kecuali untuk pasien yang sudah “Inoperable” atau menolak tindakan
operasi. Untuk pasien ini diberikan radioterapi sesudah dibuatkan antrostomi.
Radioterapi dapat dilakukan sebelum/sesudah operasi.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Untuk tumor yang sangat besar, radioterapi dilakukan lebih
dulu untuk mengecilkan tumornya dan mengurangi pembuluh darah sehingga operasi
akan lebih mudah. Tetapi bila telah dilakukan radiasi dulu sesudah selesai,
banyak pasien yang kemudian tidak kembali untuk operasi karena merasa tumornya
sudah mengecil. Atau ada yang tidak mau operasi karena efek samping radioterapi
yang berkepanjangan. Sekarang lebih disukai radiasi pasca operasi karena
sekaligus dimaksudkan untuk memberantas mikro metastasis yang terjadi atau bila
masih ada bisa tumor yang tidak terangkut pada waktu operasi. Luas operasi tergantung
pada sampai dimana batas tumornya. Bila tumor disinus maksila dan infrastruktur
dilakukan maksilektomi radikal, yaitu mengangkat seluruh isi rongga sinus
maksila, ginggivo-alveolaris dan palatum clurum. Bila tumor sudah meluas ke
nasofaring dan fosa plerigo palatina dianggap sudah “Inoperable” dan hanya
diberikan penyinaran saja.
Untuk
penanganan tumor ganas hidung dan sinus diperlukan kerjasama yang baik antar
berbagai disiplin ilmu yaitu ahli bedah THT, ahli radiologi, ahli bedah mata,
ahli bedah saraf, ahli bedah plastik dan dokter gigi.
Menurut R. Pracy dkk (1989), Radioterapi merupakan pilihan
pertama untuk mengobati penderita. Pasien harus diperiksa ulang setiap bulan
bila ada tanda kekambuhan segera dilakukan eksisi dinding lateral hidung melalui
rinotomi lateral.
Pilihan
pengobatan yang kedua adlah dengan cara operasi pada saat radioterapi banyak
secret dan pengelupasan jaringan dalam ruang antrum, oleh karena itu penting
sekali membuat jalan untuk drainase sebelum radioterapi mulai dilakukan. Dua
bulan kemudian baru dilakukan operasi pada tepi alveolar cavum nasi yang
terdapat Ca dan dinding medial antrum dibuang sehingga terbentuk suatu rongga
besar. Maksud operasi ini adalah membuang sebanyak mungkin sisa tumor dan
mempermudah melihat dengan jelas kedalam rongga hidung.
Penderita dilakukan pemeriksaan ulang setiap bulan selama 2
tahun pertama, kemudian tiap 3 bulan sekali. Bila perlu dapat dilakukan
maksilektomi total bial terdapat pembesaran pada kelenjar leher maka harus
dilakukan diseksi leher radikal.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor
hidung adalah pertumbuhan kearah ganas yang mengenai hidung dan lesi yang menyerupai
tumor pada rongga hidung, termasuk kulit dari hidung luar dan vestibulum nasi Kanker
adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan
kemampuan sel sel ini untuk menyerang jaringan
biologis lainnya,baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan
yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya
(Tjakra, Ahmad. 1991).
B. Saran
Setelah
Membaca Makalah ini pembacah di harapkan mampu mengerti tentang bagaimana cara penanganan
dari penyakit Ca Cavum nasi ini, dan juga di harapkan mampu mengetahui
bagaimana cara menghindari penyakit ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Carpenito, Lynda Juall.
(1997). Diagnosakeperawatan: bukusaku. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Ø Cody, D. Thane R. (1991).Penyakittelinga,
hidungdantenggorokan. Jakarta: EGC.
Ø Doengoes, Marilynn E. (1999).
Rencanaasuhankeperawatan: pedomanperencanaandanpendokumentasianperawat –
pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC
Ø Iskandar, Nurbaiti, dkk.
(1989). Tumor: telinga hidung tenggorok
diagnose dan penatalaksanaan. Jakarta:FKUI.
Ø Mansjoer, Arif. (1999). Kapitaselektakedokteran.Edisi
3.Jilid I. Jakarta:Media Aesculapius.
Ø Long, Barbara C. (1999). Perawatanmedikalbedah
(suatupendekatan proses keperawatan). Bandung: YayasanIkatan Alumni PendidikanKeperawatan.
Ø R. Pracy, dkk. (1989). Pelajaranringkastelinga,
hidungdantenggorok. Jakarta: PT Gramedia.
Playtech secures full partnership with Live Casino and BetMGM
ReplyDeletePlaytech, 고양 출장마사지 the online gaming and gaming division of Playtech, has 인천광역 출장샵 entered into 논산 출장안마 a definitive agreement 대구광역 출장샵 with the online gaming and 정읍 출장샵 gaming industry (